Tabloid-Nakita.com – Banyak cara dilakukan mamil (mama hamil) untuk mengatasi aneka keluhan yang dialaminya selama berbadan dua. Pengobatan alternatif saat hamil pun semakin diminati. Salah satunya, aromaterapi. Sesuai dengan namanya, terapi ini menggunakan wangi-wangian alami sebagai metode terapinya. Kebanyakan Mama yang tinggal di perkotaan mungkin sudah tak asing dengan metode ini, ya. Biasanya, terapi ini juga di tersedia di salon kecantikan. Bukan begitu, Ma? Cara mengaplikasikannya dapat diberikan sebagai minyak oles untuk pijat, dicampurkan dengan air hangat dalam bath tub atau dituangkan ke dalam tungku kecil dan diuapkan.
Para ahli mengatakan, sesungguhnya aromaterapi relatif aman saat hamil. Hanya saja, untuk mamil trimester pertama, sebaiknya tidak mengoleskan langsung pada tubuh. Mengapa? Pasalnya, kehamilan trimester pertama merupakan masa terbentuknya organ utama janin atau dikenal dengan nama organogenesis. Setiap partikel kimia apa pun yang masuk dapat berisiko menyebabkan kelainan pada janin, Ma. Pada masa ini pula, dokter obgin sering kali sangat berhati-hati dalam memberikan obat. Begitu pun aromaterapi. Apalagi belum ada penelitian yang kuat tentang pengaruh aromaterapi terhadap organogenesis janin di trimester pertama.
Pada trimester kedua, Mama juga perlu berhati-hari ketika mengoleskannya ke kulit, karena zat aromaterapi tersebut bisa saja langsung masuk ke dalam peredaran darah melalui pori-pori kulit. Sedangkan melalui uap, partikel yang masuk akan terlebih dahulu melewati paru-paru yang memilki mekanisme penyaringan alamiah terhadap racun dan nano partikelnya, sehingga lebih aman.
Ada beberapa jenis aromaterapi yang dapat Mama pilih. Di antaranya: chamomile, lavender, tangerine, atau bergamot karena efeknya yang dapat meringankan nyeri otot dan sakit kepala, menenangkan perasaan, serta membuat tidur nyenyak. Beberapa pakar memberikan catatan khusus agar tidak menggunakan aromaterapi yang berasal dari kayu manis, basil, cedarwood, cengkeh, lemongras, rosemary, melati, juniper, dan thyme karena dapat menimbulkan kontraksi pada mamil. Nah, bila setelah menjalani terapi ini lalu Mama merasa sesak napas atau pernapasan yang cepat, kulit kemerahan, segera hentikan, ya, Ma. Hal itu menunjukkan, bisa saja Mama mengalami reaksi alergi terhadap substansi aromaterapi tertentu.
Selain aromaterapi, masih ada beberapa jenis pengobatan alternatif lainnya, seperti: jamu atau ramuan herbal, homeopati, akupuntur dan akupresur, kiropraktik, serta hidroterapi. Sayangnya, tidak semua pengobatan alternatif aman untuk ibu hamil. Oleh karena itu, seperti disarankan dr. Mulyanusa A Ritonga, SpOG(K), MKes. dari RS dr. Hasan Sadikin/FK Universitas Padjadjaran, Bandung, sebelum menjalani pengobatan alternatif agar mengonsultasikannya terlebih dahulu kepada dokter obgin. Untuk itu, baiknya Mama kenali dahulu, manakah di antara aneka pengobatan alternatif itu yang aman dan apa pula risikonya. Mama dapat membacanya di rubrik Kehamilan TRIMESTER II tabloid nakita edisi 903 yang terbit Rabu, 20 Juli 2016 (edar sampai dengan Selasa, 26 Juli 2016).
Isma Anggritaningsih/JE