Nakita.id - Selama pandemi virus corona banyak masyarakat yang lebih memilih melakukan karantina mandiri di rumahnya masing-masing.
Sudah hampir tiga bulan lebih Indonesia harus berjibaku menghadapi virus corona.
Dampak baik mewabahnya virus corona di Indonesia membuat sebagian besar orang lebih memiliki waktu berkualitas bersama keluarganya.
Namun, siapa sangka di balik waktu berkualitas yang saat ini dimiliki banyak orang angka kehamilan justru ikut meningkat.
Hal tersebut disebabkan karena banyaknya faktor salah satu penyebab terbesarnya banyak masyarakat yang tidak melakukan program Keluarga Berencana (KB) secara rutin.
Banyak Moms yang justru khawatir pergi ke rumah sakit selama masa pandemi ini.
Alhasil banyak Moms yang nekat tidak melakukan KB secara rutin.
Namun, tahukah Moms angka kehamilan tidak diinginkan semasa pandemi banyak terjadi.
Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Dr. Dr Melania Hidayat, MPH dalam acara Webinar Urgensi Pelayanan KB di Era New Normal, Selasa (09/06/2020).
Di wilayah Asia Pasifik ada sekitar 11,4 juta dalam sekenario terbaik, namun dalam sekenario terburuk mencapai 20,7 juta kehamilan tidak diinginkan selama pandemi.
Kehamilan tidak diinginkan bisa berdampak buruk bagi kaum perempuan.
Sebab bisa meningkatkan angka kematian dan kesakitan pada ibu dan anak yang baru lahir.
Kematian akibat kehamilan yang tidak diinginkan bisa meningkat secara drastis perjamnya.
Kehamilan tidak diinginkan bisa terjadi karena kesadaran masyarakat melakukan KB terus menurun setiap bulannya selama pandemi.
Pihak kebidanan, dan juga pemerintah sudah berusaha melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan KB di era new normal.