Jarak Kehamilan Terlalu Dekat? Ternyata, Ini Penyebabnya!

By Gisela Niken, Kamis, 16 Juni 2016 | 04:15 WIB
Jarak Kehamilan Terlalu Dekat? Ternyata, Ini Penyebabnya! (Gisela Niken)

Tabloid-Nakita.com – Kebobolan hamil mungkin jadi berita yang menyenangkan sekaligus membingungkan. Terlebih lagi jika Mama baru saja melahirkan dan memang tidak merencanakan kehamilan. Ternyata, ada beberapa jarak kehamilan terlalu dekat yang memang terjadi dengan alasan medis. Sebuah studi pernah menungkapkan sebanyak 30% wanita memiliki anak lagi ketika anak pertama berusia 18 bulan.Baca juga: Risiko jarak kehamilan terlalu jauh

Memiliki bayi cepat ternyata banyak risikonya sebab Mama mungkin mengalami preeklamsia, kelahiran prematur hingga melahirkan dengan berat badan rendah. Hal ini disebabkan Mama sebenarnya membutuhkan waktu 18 bulan untuk memulihkan diri sebelum hamil lagi. Lalu, mengapa hail ini terjadi? Salah satu alasannya adalah banyak Mama yang kembali aktif secara seksual setelah kehamilan.

Sebuah studi pada 2013 melaporkan 41% ibu melakukan seks pada waktu 6 minggu melahirkan dan 78% melakukan seks dalam waktu 12 minggu. Menurut studi ini, para ibu berpikir tidak akan mungkin hamil setelah melahirkan sehingga mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi. Selain itu, banyak yang menganggap kalau sedang menyusui tidak memungkinkan Mama untuk hamil.Baca juga: Tulang keropos akibat jarak kehamilan terlalu dekat 

Namun, ilmu medis juga mengakui bahwa menyusui dapat menekan peluang kemungkinan hamil lagi. Ibu yang tidak menyusui bahkan bisa hamil lagi empat minggu setelah kelahiran. Menyusui membuat Mama tidak menekan hormon untuk melepaskan telur. Bahkan, Mama juga akan jarang mendapatkan menstruasi setelah 6 bulan jika sedang menyusui.

Menurut Stephani Teal, M.D., periode yang tepat untuk melahirkan ada setelah dua tahun. Sebab, dalam kurun waktu tersebut adalah masa tersibuk bagi seorang Mama. Maka sangat penting untuk Mama melakukan pengendalian kelahiran. Untuk itu, Mama perlu memakai alat kontrasepsi meski baru saja melahirkan hingga si kecil usia balita.Baca juga: Mengatur jarak kehamilan dengan cara ini

Sebuah studi lain justru berkata lain. Wanita yang mengalami kesulitan di masa lalu justru berisiko mengalami kehamilan yang tidak direncanakan.  Menurut studi ini, para wanita justru merasa bebas karena sulit hamil sehingga mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Mama harus merencanakan kehamilan sebab ada banyak risiko jarak kehamilan terlalu dekat. Seperti kurangnya nutrisi seperti asam folat. Tubuh membutuhkan waktu untuk mengisi asam folat dalam tubuh. Bahkan, sebuah studi dari Columbia University mengungkapkan ibu hamil yang dalam waktu 11 bulan dari kelahiran berisiko memiliki bayi yang menderita autisme.(Niken/Fit Pregnancy)