Begini Cara Bedakan Vaksin Asli dan Palsu Menurut Biofarma

By Ipoel , Kamis, 23 Juni 2016 | 05:20 WIB
Begini Cara Bedakan Vaksin Asli dan Palsu Menurut Biofarma (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com - Seperti dilaporkan sebelumnya, Bareskrim POLRI menggerebek 6 pabrik pembuatan vaksin. Baca: Hati-hati vaksin palsu beredar di Indonesia

Nah, penemuan vaksin ilegal di Tangerang mendapat reaksi cepat dari produsen vaksin Indonesia, PT Bio Farma. Perusahaan plat merah ini menyatakan secara tegas bahwa vaksin produksi Bio Farma dalam pengawasan ketat mulai dari produksi hingga penyaluran.Karena itu, Bio Farma meminta masyarakat khususnya pihak yang terkait langsung dengan penggunaan vaksin untuk kebutuhan masyarakat agar waspada .Untuk mengetahui produk asli dan palsu, memang harus melalui uji laboratorium, namun menurut Kepala Divisi Penjualan Dalam Negeri PT Bio Farma, Drajat Alamsyah, secara kasat mata produk palsu dapat dibedakan yaitu:

  1. Harga biasanya jauh lebih murah drpd produk asli.
  2. Dijual secara bebas dan tanpa pengawasan dokter.
  3. Tidak mencantumkan dot merah. Dot merah artinya obat-obatan yg hrs dibeli dengan resep dokter dan dibawah pengawasannya
  4. Kemasan lebih kasar dan tidak bersih karena hasil daur ulang .
  5. Nomor batch tidak bisa terbaca dengan jelas.
  6. Warna dari rubber stoper yang berbeda dengan produk asli.
  7. Tidak ada nomor ijin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

 “Untuk itu kami menghimbau kepada masyarakat agar berhati – hati dan waspada apabila ada pihak – pihak yang menawarkan vaksin yang lebih murah dari harga distributor, atau tanda – tanda fisik yang mencurigakan”, kata Drajat di Kantor PT Bio Farma Jalan Pasteur, Rabu (22/6/2016).

Baca juga: Terungkap, Ini Isi Vaksin Palsu yang Dikemas dengan Botol Bekas

Seperti yang sudah diberitakan, Bareskrim Polri menggrebek lokasi produksi vaksin palsu di Tangerang. Saat ini penyidikan masih berlangsung terhadap tersangka. Lima pelaku berhasil diamankan yakni M, T, A, S, dan L. Mereka memalsukan vaksin campak, polio, BCG, tetanus, dan hepatitis B.

(Tribunnews.com)