4 Alasan Anak Batita Lebih Dekat dengan Ayah

By Dini, Kamis, 21 Juli 2016 | 04:00 WIB
4 Alasan Anak Batita Lebih Dekat dengan Ayah (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Ada anggapan anak batita umumnya lebih dekat dengan mamanya. Hal ini tidaklah salah, sebab para mama sudah menjalin kelekatan dengan anak sejak ia masih di dalam rahim. Mama pun menjadi orang pertama yang dilihat saat anak dilahirkan.

Namun di usia batita, ada anak-anak yang memilih dekat dengan papanya. Bukan berarti ia tak “cinta” lagi pada mamanya, tapi terlihat si kecil lebih semangat jika bermain dengan papanya, lebih ceria jika disuapi papanya, lebih senang jika dimandikan papanya, memanggil papanya ketika menangis, takut, sedih, sakit, dan lainnya.Kenapa si batita lebih dekat dengan papanya. Apa sih penyebabnya?

* Papa adalah teman yang menyenangkan. Sebab papa pintar membuat kegiatan menarik saat bersama. Contoh, ketika mendongeng papa mampu menirukan banyak suara binatang, bisa berekspresi lucu, sehingga membuat batita tertarik! Saat bermain pun papa sering menciptakan hal-hal yang membuat si kecil terkesan. Misal, mengajak anak melompat seperti katak, berkokok seperti ayam, kaku seperti patung, membuat topi dari kardus, membuat pesawat kertas, dan sebagainya.

* Papa umumnya lebih permisif. Ingat, di usia batita anak ingin menjajal apa pun karena rasa ingin tahunya sangat besar. Si batita  naik turun tangga, mendaki meja, mengoprak-ngoprek mainan, mencoret-coret dinding, bermain air di gelas, dan sebagainya. Papa cenderung membolehkan apa pun yang dilakukan si kecil. Anak pun sangat senang diberikan kebebasan oleh papanya. Dari sini anak belajar, “Wah lebih asyik sama Papa!”. Anak-anak menjadi lebih dekat dengan papa, tak lain karena mereka dapat memperoleh apapun dari papa, dibandingkan dari mama. Terlebih lagi, karena mama kerap menegur si batita bila muncul perilaku yang tidak diinginkan.

* Papa lebih banyak di rumah. Hal ini tentu berdampak pada relasi dengan anak-anaknya yang lebih dekat. Gambarannya, jika dulu papa yang dituntut menjadi tulang punggung keluarga, kini nilai itu bergeser. Mama boleh saja menjadi tulang punggung keluarga. Mungkin, karier mama di kantor sedang menanjak sehingga mama pun sangat sibuk. Sementara jam kerja papa lebih fleksibel karena berbisnis di rumah. Tak heran, papa punya waktu lebih banyak bersama anak-anak. Ia bisa melakukan banyak aktivitas bersama anak.

* Secara naluriah, batita mulai dekat ke papanya selepas masa bayi. Hubungan menarik papa dan anak batita juga digambarkan oleh situs www.raisingchildren.net.au. Disebutkan, secara naluriah, batita mulai dekat dengan papanya selepas masa bayi. Sebab, si batita yang kini menginjak satu tahun telah melewati masa mesra bersama mamanya. Inilah momen anak ingin lebih dekat dengan orang lain. Dalam benak si batita, muncul pemikiran, kini saatnya menggali hal baru dengan “orang terdekat kedua”, yaitu papa.

Nantinya, memasuki usia 2 tahun, batita ingin lebih mengenal papa dari berbagai sisi. Dari aspek fisik, pekerjaan, hobi, hingga kesukaan lainnya. Caranya mulai dengan mengamati dan menyentuh wajah papa, sampai menguntit papa saat di rumah. Baik ketika ia sedang melakukan berbagai kegiatan (seperti membaca koran, mengetik di komputer atau membersihkan mobil). Hubungan ini akan semakin dekat jika papa juga antusias menyambut si batita mengerjakan hal-hal menyenangkan.

Itulah empat hal yang membuat anak batita lebih dekat dengan ayahnya. Apakah semuanya masuk akal buat Mama?

Narasumber: Dewi Romadhona, Psi., psikolog TK Mutiara Indonesia Citra Raya, Tangerang, Banten

(Irfan Hasuki)