Anak Gaul Harus Diajarkan Lebih Hati-hati. Mengapa?

By Dini, Rabu, 13 Juli 2016 | 00:00 WIB
Anak Gaul Harus Diajarkan Lebih Hati-hati. Mengapa? (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Anak yang mudah bergaul tentunya banyak memiliki teman karena ia mudah bersosialisasi. Si gaul juga punya kepandaian membuka percakapan sehingga akan banyak yang menyambut pertemanannya itu.

Mama Papa boleh bangga mempunyai anak seperti ini karena selain  mudah bergaul, mereka umumnya juga ramah, tak sungkan atau gengsi menyapa orang. Namun keramahannya ini hendaknya dibarengi dengan membekali anak gaul dengan sikap kehati-hatian. Apa sajakah itu? Ini beberapa inspirasinya.

* Si gaul perlu mengetahui, ada orang-orang yang memang patut didekati secara personal (keluarga dekat), harus disegani (orangtua dan guru), namun ada juga yang perlu diwaspadai dengan menjaga jarak (orang asing/stranger). Tanpa tahu kategori-kategori ini di usia prasekolah, dikhawatirkan anak  mudah merasa dekat dengan orang lain, bahkan yang baru dikenalnya. Ini yang mesti dikhawatirkan Papa Mama. Jangan sampai karena keramahan anak, ia kemudian dimanfaatkan oleh orang dewasa yang tidak bertanggung jawab, misal, dengan mudah diajak pergi oleh orang yang tidak dikenalnya.

* Anak yang mudah bergaul juga cenderung mempunyai rasa kepemilikan bersama yang lebih lepas. Artinya, ia sering kali menganggap barang temannya adalah miliknya juga. Dia akan “bingung” kalau ada temannya yang marah karena mainannya dipinjam olehnya. Terkait dengan ini, si prasekolah sudah waktunya dikenalkan pada konsep kepemilikan pribadi. Tekankan, sedekat apa pun pertemanan, setiap barang yang bukan miliknya, tidak lantas bisa dimainkan/ diambil begitu saja. Jika anak ingin memainkan, mengambil atau meminjam, harus meminta izin atau persetujuan pemiliknya.

* Karena keramahannya, anak perlu dibekali pengetahuan bersosialisasi, termasuk apa saja yang harus anak lakukan pada situasi-situasi tertentu. Contoh, jika ada anak lain berperilaku kasar seperti memukul, tekankan anak untuk melaporkannya  pada orang dewasa yang bisa dipercaya. Dorong anak untuk bersikap terbuka pada kita, orangtuanya, dan untuk tidak takut sekalipun diancam. Sesekali lakukan permainan peran, dengan boneka, misal, sehingga anak bisa bersikap seharusnya pada situasisituasi tertentu.

* Jelaskan bahwa ia tidak boleh mudah percaya begitu saja pada orang dewasa yang baru dikenalnya. Sekalipun orang tersebut bersikap baik, bisa saja mempunyai maksud jahat yang tidak diketahui si anak. “Dek, kalau ada orang yang tidak dikenal menawari es krim dan mengajak kamu jalan, jangan mau ya. Kamu harus bilang sama Mama atau Papa.” Atau “Kalau ada yang tidak kamu kenal memegang tubuhmu dengan tidak baik, kamu bisa berteriak atau berlari ke Mbak ya.”

* Si gaul pun perlu tahu bahwa ia harus bisa menghargai orang lain. Anak tipe ini cenderung mudah menarik perhatian dalam pergaulan dan berpotensi lebih besar menjadi leader dalam kelompok. Dengan bisa menghargai orang lain, anak diharapkan tidak memperlakukan teman-temannya dengan semena-mena.

Itulah alasan mengapa anak gaul harus lebih hati-hati. Semua penjelasan tadi  perlu diberikan berulang kali ya Mam. Karena anak usia ini mudah lupa dengan aturan-aturan yang diajarkan. Jadi jangan bosan. Bukankah keselamatan anak di atas segalanya?

Anak Gaul Harus Diajarkan Lebih Hati-hati. Mengapa?
Narasumber: Astrid Napitupulu, MPsi, dari Klinik Tumbuh Kembang Kancil, Jakarta

(Dedeh Kurniasih)