Tabloid-Nakita.com - Kebanyakan orangtua di Indonesia menyadari betapa pentingnya arti keluarga besar. Inilah yang kemudian menjadi awal tumbuhnya akar keluarga. Sejak bayi, anak sudah dikenalkan pada keluarga besarnya dan bahkan bergaul akrab.
Namun, di usia batita mereka perlu diberi gambaran lebih jelas tentang hubungan-hubungan dalam keluarga seperti, sepupu, keponakan, cucu, atau cicit. Selain itu, anak pun perlu tahu mengenai cerita atau kisah hidup para anggota keluarganya. Dengan demikian akan tumbuh ikatan emosi dan akar dari anak ke keluarga besarnya. Berikut langkah-langkah mengenalkan anak pada keluarga besarnya:
Menceritakan kebiasaan keluargaMelalui cerita, orangtua dapat menyampaikan banyak hal tentang kebiasan anggota keluarga besar anak. Cerita akan menstimulasi anak untuk bertanya tentang hal-hal seputar kekerabatan keluarga. Dari situ orangtua bisa menjelaskan tentang keluarga, tidak hanya keluarga intinya sendiri, tetapi juga keluarga inti mama dan papanya, bahkan keluarga inti kakek dan neneknya dari pihakmama dan papanya.
Kita juga dapat menunjukkan benda atau barang peninggalan keluarga. Misalnya, lemari peninggalan nenek atau mobil tua peninggalan kakek. Dari situ kita bisa menceritakan bagaimana sejarah keluarga. Juga, cerita-cerita yang berkaitan dengan silsilah keluarga, tentunya anak akan lebih paham tentang latar belakang keluarganya. Berbagai cerita menarik tentang saudara-saudaranya tak hanya membangkitkan antusiasme anak dalam menyimak cerita tersebut, tapi juga keinginan untuk bertemu dengan mereka.Ajak anak bertemu keluarga besarCara paling mudah untuk mengenalkan anak pada keluarga besar adalah dengan bertemu secara langsung. Dengan bertemu langsung, anak bisa berinteraksi langsung dan memperoleh pengalaman yang lebih mendalam dengan keluarganya. Saat pulang ke kampung halaman, ajaklah anak untuk mengunjungi keluarga-keluarga yang sebelumnya ia tidak kenal.
Buat pohon keluarga Pohon keluarga bisa membantu anak agar paham mengenai silsilah keluarga. Mama papa bisa memulai dari memperkenalkan kakek dan neneknya, lalu beri penjelasan bahwa kakek dan nenek adalah orangtua dari mama dan papa. Minta anak untuk meletakkan foto kakek dan nenek pada bagian atas. Setelah itu bisa dilanjutkan untuk meletakkan foto mama dan papa pada bagian bawahnya.
Melalui pohon keluarga ini, kita bisa menjelaskan silsilah keluarga secara vertikal dan horizontal. Secara vertikal seperti buyut, anak, cucu, cicit dan seterusnya. Sedangkan secara horizontal seperti saudara kandung dari papa, saudara kandung dari mama, beserta pasangan dan anak-anaknya (sepupu). Gunakan foto-foto untuk memperkuat gambaran anak tentang mereka.Ajak bermain peranUntuk lebih menguatkan gambaran tentang hubungan keluarga, ajak anak bermain peran dengan jalan cerita yang mendukung. Misalnya, berkunjung ke rumah om dan tante yang tinggal di lain kota. Boneka-boneka koleksi anak bisa dipakai untuk menjadi pemeran-pemeran dalam permainan. Mama Papa bisa mencontohkan anak bagaimana mengucap salam, merespons dengan baik bila didekati atau diajak berbicara, dan bagaimana membuat percakapan.
Bagi si batita, bermain peran sangat mengasyikkan. Ia bisa belajar berkomunikasi serta mengembangkan kepercayaan diri berdasarkan skenario permainan tersebut. Secara perlahan, jika kontak dengan kerabat kerap dilakukan, anak akan merasa menjadi bagian dari keluarga besarnya.
Itulah cara mengenalkan anak pada keluarga besarnya. Kebiasaan ini akan menumbuhkan rasa percaya diri anak untuk berinteraksi dengan sanak keluarganya. Bila kesempatan ini sering ia dapatkan, ikatan antara dirinya dengan saudara-saudaranya pun semakin erat. Kelak, ia akan mengenal dengan baik keluarga besar orangtuanya.
Narasumber: Nidya Dwika Puteri, M.Psi, Psikolog Klinis Anak di RS Puri Medika, Jakarta Utara
(Hilman Hilmansyah)