Anak Susah Makan Nasi, Apa Yang Harus Dilakukan?

By Gisela Niken, Kamis, 14 Juli 2016 | 02:40 WIB
Anak Susah Makan Nasi, Apa Yang Harus Dilakukan? (Gisela Niken)

Tabloid-Nakita.com – Sebagai orang Indonesia, nasi menjadi makanan pokok dan sumber karbohidrat. Pasti beberapa Mama menghadapi kondisi di mana si kecil sering menolak makan nasi. Padahal, ia membutuhkan banyak energi untuk mendukung fisiknya yang aktif bergerak. Saat anak susah makan nasi, Mama perlu melakukan beberapa hal berikut ini.Baca juga: Anak sulit makan, mungkin ini penyebabnya!

Mama perlu memahami apa yang membuat anak susah makan nasi. Pola makan sejak bayi dapat membuat kondisi ini. Misalnya ia tidak diperkenalkan dengan nasi sejak dini. Hal itu tentu sulit membuat si kecil lebih gemar makanan lain. Sebenarnya, tak masalah jika ia tidak mau makan nasi asalkan ia mendapatkan asupan energi dari karbohidrat seperti kentang. Jangan sampai ia tidak mendapatkan asupan gizi dari karbohidrat ya, Mam.Baca juga: Biar enggak sulit makan, yuk atur pola makan anak!

Cobalah mulai dengan variasi menu. Anak yang enggan makan nasi bisa jadi tidak suka dengan rasa atau tekstur nasi. Mama bisa mengolah nasi menjadi lebih berasa seperti membuat nasi goreng atau nasi tim. Jangan paksa anak untuk mengonsumsi nasi dalam jumlah besar sebab perutnya yang belum mampu menerima porsi banyak. Jadi kurangi jumlah nasi dan perbanyak lauk seperti protein serta sayuran.

Jadwal makan teratur juga sangat dibutuhkan untuk membantu anak yang susah makan nasi. Jangan memberinya camilan mendekati waktu makan atau membiarkannya makan dengan waktu yang tidak tentu. Biasakan ia makan tepat waktu agar rasa laparnya dapat terkontrol dengan baik. Cara ini juga dapat mencegah anak mengonsumsi makanan tidak sehat atau minuman terlalu manis.Baca juga: Anak sering emut makanan hati-hati jadi kurang gizi

Kunci penting untuk menghadapi anak susah makan nasi adalah waktu makan. Banyak Mama yang kerap kali membedakan waktu makan si kecil dengan waktu makan keluarga. Anak juga sering dipisahkan dari meja makan keluarga. Padahal waktu makan keluarga dapat membantu anak bersemangat untuk makan.(Niken/Berbagai sumber)