Gula Alami Juga Bisa Bikin Gemuk, Tahu Kenapa?

By Dini, Senin, 11 Juli 2016 | 03:00 WIB
Gula Alami Juga Bisa Bikin Gemuk, Tahu Kenapa? (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Di Amerika, dalam 20 tahun terakhir orang mengurangi konsumsi lemak, namun angka kegemukan di Amerika tidak berkurang. Ternyata ada kebiasaan mereka sehabis makan, yaitu minum minuman bersoda yang manis, jarang yang minum air putih. Akibatnya, mereka mendapatkan kalori berlebihan dari gula.

Maka itu, Ibu Negara, Michele Obama, mengampanyekan antiobesitas dengan aktif bergerak (let’s move) dan menganjurkan anak-anak mengurangi asupan gula, terutama dari gula tambahan.  

Sebenarnya, gula tidak sepenuhnya “jahat”. Sesungguhnya, gula diperlukan sebagai sumber energi. Oleh karena itu, harus dijelaskan dahulu, apa yang dimaksud dengan gula yang sebaiknya dibatasi. Sebagai contoh, gula yang dihasilkan dari karbohidrat tetap dibutuhkan oleh anak, yaitu sekitar 50% dari kebutuhan gizi per harinya. Ini bisa diperoleh, antara lain dari nasi, kentang, jagung, dan buah-buahan. Jika dikonsumsi, karbohidrat ini menghasilkan gula alami.

Gula alami juga terdapat di dalam susu segar yang diperoleh langsung dari peternakan sapi (laktosa). Juga gula pada buah-buahan yang disebut fruktosa  serta gula di dalam madu (levulosa dan dekstrosa).

Gula alami yang dihasilkan ini tidak bisa ditakar, sehingga bila dikonsumsi berlebihan bisa membuat gemuk. Pasalnya, gula yang dihasilkan oleh buah (fruktosa), susu (laktosa) atau karbohidrat (glukosa) yang tidak terpakai oleh tubuh akan menjadi glikogen dan disimpan di otot dalam bentuk lemak. Inilah lama-lama yang membuat anak menjadi gemuk.

Lalu, ada gula tambahan, yaitu gula yang sudah diproses dan digunakan atau ditambahkan pada makanan dan minuman, baik saat pembuatan/produksi, proses pemasakan atau saat persiapan makanan, maupun ditambahkan oleh orang yang akan mengonsumsinya.

Gula tambahan ini sumbernya bermacam-macam, dari bahan tebu, aren, jagung, madu, molekul kimia yang dibuat menyerupai gula, dan sebagainya. Tapi mayoritas berasal dari buah-buahan dan tumbuhan/tanaman yang diproses menjadi bentuk simpel.

Gula ini biasanya kita temui sehari-hari dalam bentuk seperti butiran pasir (gula meja/sukrosa), serbuk, kristal, sirop, dan sebagainya. Warnanya ada yang putih seperti gula dari bahan tebu dan jagung, sedangkan berwarna kecokelatan bila berasal dari aren dan madu.

Gula tambahan merupakan karbohidrat sederhana sebagai sumber energi saja, tidak mengandung zat gizi lain. Fungsi gula hanyalah sebagai tambahan pada makanan atau minuman untuk memberikan rasa manis atau membantu membentuk tekstur makanan. Sama dengan gula alami, asupan gula tambahan yang tidak terpakai di tubuh akan disimpan, dan lama kelamaan menjadi lemak.

Perlu Mama ketahui, lemak di dalam tubuh dibutuhkan agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan normal dan sehat. Di antaranya, lemak penting untuk melindungi tubuh kita, untuk membantu mengatur suhu tubuh, serta melindungi kita dari hawa yang sangat panas dan dingin. 

Lemak juga berfungsi sebagai pengangkut vitamin A, D, E, dan K yang mudah larut dalam lemak. Tanpa lemak tubuh, kita bisa kekurangan vitamin yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Selain itu, lemak adalah mekanisme bantalan tubuh yang alami. Lemak mengelilingi dan melindungi organ-organ vital, serta menjaga sendi-sendi.

Sekalipun diperlukan, menjaga lemak tubuh agar tetap dalam kadar normal juga wajib diperhatikan. Lemak yang berlebihan (kegemukan) akan berkontribusi terhadap berbagai gangguan kesehatan pada anak.

 

Gula Alami Juga Bisa Bikin Gemuk, Tahu Kenapa?
Narasumber: Dr. Muliaman Mansyur, Head of Medical Sales dari PT Fonterra

(Dedeh Kurniasih)