Kunci Sukses Membuat Anak Disiplin

By Gisela Niken, Kamis, 7 Juli 2016 | 18:00 WIB
Kunci Sukses Membuat Anak Disiplin (Gisela Niken)

Tabloid-Nakita.com – Disiplin menjadi sesuatu yang sulit bagi si kecil. Mama pasti sering bingung apa yang perlu dilakukan agar ia disiplin. Hal sepele seperti makan di jam makan dan tidak tidur larut malam menjadi bentuk kedisiplinan dasar yang sulit diterapkan pada anak. Agar sukses membuatnya disiplin, ada beberapa dasar yang perlu Mama ketahui. Berikut beberapa cara sukses agar membuat anak disiplin.

Baca juga: Cara mudah mengajarkan disiplin sejak bayi1.Semuanya dilakukan bersamaSaat meminta anak disiplin, ada baiknya Mama dan anggota keluarga lain menjadi contoh atau ikut melakukan hal serupa. Si kecil perlu memahami bahwa keluarga merupakan hal yang saling mendukung. Misalnya saat si kecil makan, semua anggota keluarga juga ikut makan. Jangan sampai membiarkan ia makan sendiri bahkan memintanya makan di meja terpisah.

2.Saling menghormatiJangan sekali-kali melontarkan kata negatif pada anak ketika ia tidak mau mendengarkan. Ada baiknya Mama memberikan contoh bagaimana caranya mengungkapkan sesuatu. Saat tidak menggunakan kata positif,si kecil justru semakin tidak mendengarkan dan justru membantah apa yang Mama katakan. Saling menghormati akan mengajarkan kesopanan kepada si  kecil.

Baca juga: Tahapan melatih disiplin sesuai dengan usia anak3.Konsistensi adalah segalanyaBagaimana untuk membuat si kecil pandai mengatur emosi? Tentu saja konsistensi akan mengajarkan si kecil mengatur emosinya. Tetap teguh pada tugas dan aturan akan membuat si kecil tak  mudah mengamuk.  Misalnya saat ada aturan bermain gadget,  jika sekali Mama memperbolehkan ia melanggarnya maka di hari berikutnya ia  akan memaksa  untuk  melanggarnya kembali.Baca juga: Ingin disiplin? Ajarkan konsistensi pada anak

4.Mengajarkan perbedaanMama perlu mengajarkan kepada  si  kecil  bahwa tidak semua orang bisa sama  dengannya. Hal ini akan mencegah si kecil merasa kecewa jika ada sesuatu yang tidak bisa ia dapatkan dari orang lain. Misalnya ketika ia mau meminjam mainan teman, ia tidak mendapatkannya padahal ia selalu meminjamkan mainan padanya. Memperkenalkan perasaan kecewa akan mengembangkan keterampilan psikologis sebagai cara agar membuat anak disiplin.(Niken/Baby Center)