Nakita.id - Bayi di dalam kandungan akan menyerap zat besi dari dalam tubuh Moms untuk mendukung perkembangan sel darahnya. Oleh sebab itu, Moms yang hamil rentan mengalami kekurangan darah atau anemia.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam European Journal of Endocrinology pada 2019 mencoba mengukur kecukupan zat besi dan hormon tiroid pada 1.900 ibu hamil. Hasilnya sebanyak 35 persen dari ibu hamil yang menjadi sampel penelitian mengalami kekurangan zat besi pada trimester pertama.
Kondisi ini berbahaya bagi Moms karena berisiko menghambat tumbuh kembang janin serta mempengaruhi kualitas air susu ibu (ASI). Jika kualitas ASI buruk, bayi yang baru lahir juga berisiko mengalami kekurangan nutrisi.
Tidak hanya itu, kekurangan zat besi juga membuat ibu berisiko mengalami tiroid autoimun yaitu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid.
Gejala tiroid autoimun adalah kelelahan, nyeri pada sekujur tubuh, dan menurunnya berat badan. Aktifnya kelenjar tiroid dapat menghambat metabolisme pada tubuh Moms.
Zat besi yang cukup untuk ibu hamil
Zat besi memiliki fungsi untuk memproduksi hemoglobin yang bertugas mengangkut oksigen ke janin. Saat hamil, volume darah Moms meningkat hingga 50 persen untuk memenuhi kebutuhan hemoglobin tersebut. Artinya, Moms yang sedang hamil memerlukan asupan zat besi lebih dari biasanya.
Laman web Kemetrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyebut, saat sedang hamil Moms setidaknya memerlukan 800 miligram zat besi yang terdiri atas 300 miligram untuk janin dan 500 gram untuk membentuk hemoglobin maternal.
Baca Juga: 5 Tips untuk Meningkatkan Imunitas Ibu Hamil di Masa Pandemi
Secara rinci, Moms membutuhkan asupan zat besi sebanyak 35 miligram per hari pada trimester kedua dan 39 miligram per hari saat trimester ketiga.
Pada Moms yang menyusui, kekurangan zat besi dapat mengakibatkan peradangan pada kelenjar susu, hingga depresi akibat turunnya energi dan kinerja fisik. Sementara bagi bayi, karena ASI adalah satu-satunya sumber makanan, jika ibu kekurangan zat besi bayi pun akan berisiko anemia.
Sedangkan untuk kebutuhannya, Moms membutuhkan setidaknya 30-35 miligram zat besi perhari selama proses menyusui. Asupan ini ikut meningkat jika Moms yang menyusui mengalami anemia berat atau pendarahan setelah persalinan.
Cegah Anemia
Mencegah anemia pada saat Moms hamil dan menyusui dapat dilakukan dengan konsumsi makanan dan minuman bergizi. Diantaranya dengan memilih makanan berserat tinggi seperti buah, sayuran, kacang-kacangan, serta roti dan sereal.
Selain itu, situs resmi Ohio State University menyebut bahwa berolahraga ringan secara teratur dan meminum banyak cairan (air putih) juga dapat membantu mengurangi risiko anemia.
Ibu menyusui juga disarankan untuk tidak melakukan diet ekstrem selama proses menyusui, mengingat kehilangan berat badan secara cepat akan mempengaruhi produksi dan kualitas ASI bagi sang buah hati.
Bila konsumsi makanan telah tercukupi tapi Moms tetap merasa lemas dan pusing, penggunaan suplemen atau pil tambah darah dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengobati anemia. Namun, penggunaan jangka panjang tetap memerlukan konsultasi dengan tenaga medis terlebih dahulu.*