Anak Terlalu Narsis, Apa Bahayanya?

By Gisela Niken, Selasa, 21 Juni 2016 | 00:25 WIB
Anak Terlalu Narsis, Apa Bahayanya? (Gisela Niken)

Tabloid-Nakita.com – Narsis menjadi kosakata yang kerap digunakan untuk menunjukkan seseorang yang bangga pada dirinya sendiri dan terlalu percaya diri. Kosakata ini juga mungkin terjadi pada anak. Terlalu banyak pujian menjadi salah satu faktor yang membuat anak terlalu narsis. Dampaknya, anak menjadi sosok yang egois dan merasa seluruhnya adalah miliknya.Baca juga: Suka pamer foto selfie di media sosial = psikopat

Fenomena ini merupakan hal yang banyak terjadi di dalam generasi saat ini. Anak tumbuh menjadi sosok yang yang merasa paling penting dan jadi lebih egois. Setiap orangtua pasti ingin anaknya menjadi sosok percaya diri, namun terlalu narsis juga tidak baik untuk lingkungan sosialnya. Anak menjadi tidak punya rasa empati terhadap sesama. Mereka jadi lebih mementingkan kepentingan diri sendiri.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak menjadi terlalu narsis. Terlalu banyak perhatian dari orangtua membuat anak merasa dunia ini adalah miliknya. Banyak orangtua yang ingin memberikan kehidupan terbaik bahkan harus lebih baik dari kehidupan orangtua sendiri. Hal ini justru menyebabkan anak menjadi sosok yang mudah cemas. Anak jadi tidak mampu menyelesaikan kesulitan yang ia hadapi karena tidak terbiasa menyelesaikan sesuatu sendiri.Baca juga: Dampak negatif jika selalu memuji anak

Gejala orangtua yang membuat anak terlalu narsis biasanya dimulai dengan memberikan jadwal yang terlalu padat. Orangtua ingin memiliki anak yang sempurna karena menginginkan anak menjadi orang yang sukses. Akibatnya, anak tidak dikenalkan dengan orang lain sehingga menjadikan anak memandang ia merupakan pusat perhatian.

Paparan televisi dan internet juga bisa membuat anak jadi terlalu narsis. Contoh tokoh yang sempurna dalam televisi akan membuat anak menganggap hal tersebut adalah nyata. Untuk itu, Mama perlu mencegah agar anak tidak terlalu narsis. Mulailah untuk mengenalkan batas. Beri pemahaman bahwa tidak semua keinginan anak dapat terpenuhi dan masih ada kebutuhan orang lain yang perlu ia perhatikan.Baca juga: 6 kiat melatih anak agar mandiri

Mama juga perlu melatih anak untuk bersyukur. Rasa syukur akan membuat anak menghargai apa yang mereka miliki dan memiliki empati terhadap orang lain. Anak juga perlu dikenalkan dengan perasaan yang tidak bahagia seperti rasa kecewa. Hal ini penting untuk mengajarkan pada anak bahwa tak selamanya ia akan berada di posisi yang enak.

Anak terlalu narsis juga harus dibiasakan melakukan pekerjaannya sendiri. Mama juga tak perlu mengejar hasil yang terbaik. Proses belajar anak akan jauh lebih penting. Hal ini perlu didukung dengan komunikasi terbuka antara Mama dan si kecil. Jangan terlalu membahas kekurangan anak. Ada baiknya Mama menganggap bahwa kekurangan anak merupakan keunikan yang dimiliki olehnya.(Niken/Fox News)