Anak Adopsi di-Bully di Sekolah

By Ipoel , Kamis, 6 Agustus 2015 | 23:00 WIB
Anak Adopsi di-Bully di Sekolah (Ipoel )

TANYA:

IBU MAYKE, KAMI MEMILIKI SEORANG PUTRA (8) YANG KAMI AMBIL DARI PANTI ASUHAN DAN KAMI BESARKAN DENGAN KASIH SAYANG SEJAK MASIH BAYI MERAH. BARU-BARU INI ADA KEJADIAN YANG CUKUP MERESAHKAN KAMI. DI SEKOLAH, ANAK ADOPSI SAYA MULAI DI-BULLY BAHWA DIA ANAK PUNGUT. SAYA DAN SUAMI SUDAH SEPAKAT, DI AKHIR SD NANTI AKAN MENJELASKAN ASAL-USULNYA KARENA KAMI MENGANGGAP ITU HAK ANAK. KAMI HANYA TAK MENGIRA KEJADIAN INI DATANG LEBIH CEPAT. BU, BAGAIMANA CARA YANG TEPAT UNTUK MEMBERITAHUNYA DAN MEYAKINKAN BAHWA KAMI TETAP MENYAYANGINYA SEPERTI ANAK SENDIRI? TERIMA KASIH.

Diani Fauziah – Jambi

Sebaiknya Ibu dan suami mengadakan waktu secara khusus untuk memberitahu anak, siapa diri yang sesungguhnya. Belum terlambat, Bu! Lebih baik dijelaskan ketika dia belum masuk ke tahap remaja, mengingat remaja cenderung suka memberontak dan merasa dirinya paling benar, orang lain yang salah.

          Memang,  anak adopsi akan terpukul ketika suatu hari tahu dia bukan anak kandung. Biasanya muncul perasaan marah, sedih, bingung, kecewa, merasa dibohongi, diperlakukan tidak adil, merasa tidak berharga, ketika dia mengetahuinya dari orang lain. Jadi, tak usah kaget bila muncul reaksi-reaksi emosi negatif pada diri anak.

          Tentu mereka  butuh waktu untuk bisa menerima siapa diri yang sesungguhnya. Hampir dipastikan ada kegalauan yang mereka rasakan dan dalam situasi seperti ini orangtua benar-benar dituntut mampu mendukung mereka.  Contoh, ketika anak uring-uringan, tidak segera memarahi anak, tapi coba cari tahu kekhawatiran apa yang dia rasakan. Dukungan yang berkesinambungan, tak bosan-bosannya orangtua tetap menunjukkan kasih sayangnya, maka lambat-laun anak mampu menerima status dirinya dan menerima dirinya sendiri.

          Nyatakan terus terang, apa yang dikatakan oleh teman-temannya memang benar dan orangtua bisa meminta maaf pada anak bahwa  dia harus tahu dari teman, bukan langsung dari orangtua. Kemukakan apa alasan sampai orangtua tidak segera memberitahu anak.

          Biasanya anak bertanya-tanya, siapa orangtua sesungguhnya dan kenapa sampai dia harus “jatuh” ke tangan orang lain, mengapa dia yang dipilih untuk “dibuang”. Anda perlu berterus terang, bagaimana proses adopsi yang dulu diikuti. Jika orangtua masih ada dan bisa ditemui, bisa dirundingkan kapan dia dapat bertemu dengan orangtua kandungnya.

          Penerimaan anak pada dirinya tentang status adopsi, akan lebih mudah bila orangtua angkat secara tulus mengasihi anak dan bukan karena ada udang di balik batu. Pengertian mengasihi adalah selalu siap mendukung anak ketika dia berada dalam kesulitan, entah kesulitan dalam belajar, berteman,  atau mengikuti suatu kegiatan.           Mengasihi sangat berbeda dengan memanjakan; pemanjaan biasanya dalam bentuk pemberian materi, mengiyakan apa saja yang diminta anak.  Anak-anak korban pemanjaan orangtua biasanya lebih sulit ditangani dan akan menjadi anak bermasalah  sepanjang hidup orangtua. Anak-anak yang diadopsi akan sulit menerima keadaan bila orangtua memanjakannya.