Nakita.id - Masalah kesehatan yang sering dialami oleh bayi baru lahir salah satunya adalah demam.
Dalam liputan khusus sebelumnya, demam adalah peningkatan suhu tubuh di atas 38 derajat celcius dan tanda adanya fungsi terhadap kekebalan tubuh.
Untuk memeriksa bayi baru lahir demam atau tidak dokter anak menyarankan menggunakan thermometer.
Karena menggunakan perabaan tangan sifatnya subjektif sehingga belum tentu akurat kebenarannya.
Di sisi lain, ketika bayi baru lahir sedang demam tubuhnya berusaha melawan infeksi dan tanda adanya fungsi terhadap kekebalan tubuh.
Maka dari itu, kadang-kadang demam sangat dibutuhkan tubuh saat ada kuman yang masuk.
Baca Juga: Jangan Dulu Panik, Begini Penanganan Tepat Mengatasi Demam pada Bayi Baru Lahir
Kondisi ibu mengalami infeksi pada proses persalinan dan ketuban pecah lebih awal serta berwarna hijau dan bau bisa menyebabkan bayi baru lahir demam.
Selain itu, demam pada bayi baru lahir juga bisa disebabkan kurang minum air atau ASI, baru selesai vaksinasi, memakai pakaian tebal atau tertutup, dan baru terpapar sinar matahari.
Sedangkan, apakah demam bisa berlanjut ke kejang-kejang pada bayi baru lahir?
Baca Juga: Kerap Tak Disadari Para Orang Tua, Ini Penyebab Demam Pada Bayi Baru Lahir yang Harus Diwaspadai
Ketika diwawancarai Nakita.id pada Jumat (22/1/2021), dr. Ellen Wijaya, Sp, Dokter Spesialis Anak yang berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah menjelaskan demam berlanjut ke kejang-kejang pada bayi baru lahir.
Dokter Ellen menjelaskan memang salah satu faktor terjadinya kejang (pada bayi baru lahir) adalah demam.
Namun kejang demam umumnya terjadi pada bayi usia 6 bulan - 5 tahun, imbuh dokter Ellen.
"
infeksi," lanjutnya.
Dokter Ellen mengatakan paling yang dikhawatirkan adalah infeksi di otak atau di
Sementara, kalau bayi baru lahir mengalami kejang setelah demam hal pertama yang harus kita lihat adalah infeksi.
," paparnya.