TANYA:
Bu Mayke, anak perempuan saya (3) sudah masuk playgroup, tapi tampaknya masih egois karena belum mau didekati teman-temannya. Anak tidak mau didekati teman, padahal banyak yang mendekati, mau melihat atau mengajak kenalan. Tapi anak saya malah teriak “nakal… nakal…” Kadang tangannya ikut maju seperti mau memukul. Kalau di rumah juga suka memukul dan mencubit. Saya dan papanya sering jadi korban. Bagaimana ya, Bu, membetulkan kebiasaan jelek anak saya ini? Mohon saran.Susie Astuti – Jakarta
JAWAB:
Saya koreksi sedikit tulisan Ibu. Anak usia balita bukan egois, tapi egosentris. Semua pikiran dan perasaan terpusat pada dirinya sendiri, karena kemampuan akalnya belum mencapai tahap dimana dia bisa melihat suatu keadaan atau permasalahan dari kacamata orang lain.
Putri Ibu tidak mudah bergaul dengan orang lain, apakah karena bawaan (bisa dicek bagaimana sifat Ibu dan Bapak) dan di rumah jarang bertemu dengan anak-anak sebaya. Kemungkinan lain, dia pernah mempunyai pengalaman negatif ketika berada dengan teman sebayanya.
Kebiasaan memukul dan mencubit sangat mungkin terjadi karena dia meniru tindakan orang lain yang serupa. Apabila Ibu dan Bapak dipukul atau dicubit, tahan saja tangan anak dan jangan membiarkannya mencubit, walaupun diakhiri oleh tangisan si kecil. Pada usia balita, anak harus belajar dan dilatih mengenai apa yang benar dan salah, boleh dan tidak boleh. Jadi, jangan sampai terjadi pemanjaan dan terlalu bebas membiarkan apa yang mau dilakukan oleh anak.
Si kecil belum mau didekati oleh temannya, hal ini bukan merupakan kebiasaan jelek, sebab justru saat ini perlu dibentuk pembiasaan agar anak mau berteman. Caranya dengan mengajaknya bermain bersama teman sebaya di sekitar rumah atau tempat lain, tapi perlu diawasi agar tidak sampai terjadi saling serang dan rebutan di antara anak-anak kecil ini. Orangtua menjadi penengah untuk mengamankan situasi yang membahayakan keselamatan anak dengan cara mendamaikan, mencari alternatif kegiatan, membujuk, dan lainnya.
Penting sekali memberikan pengalaman pada anak bahwa bermain dengan teman sebaya itu menyenangkan dan adakalanya terjadi perselisihan, tapi bisa diselesaikan. Semoga Ibu dan Bapak bisa membantu mengembangkan keterampilan sosial si kecil.
Dra. Mayke S. Tedjasaputra, MSI.Play Therapis dan Psikolog