TANYA:
Bu Mayke yang baik, saya punya pengalaman yang sama dengan Ibu Reny Diana yang dimuat di nakita No. 682. Persoalannya hampir mirip dengan saya, Bu, yaitu anaknya suka memukul kepala. Tapi putra saya, Bilal (15 bulan), memukul kepalanya bukan karena ngambek, Bu. Anak saya suka memukul kepala sendiri tanpa sebab. Lalu kalau tidur tidak bisa nyenyak, selang beberapa jam dia menangis sambil pukul kepala, tak peduli di tengah malam. Apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi masalah anak saya, Bu Mayke? Terima kasih atas jawabannyaNovi – via e-mail
JAWAB:
Ibu Novi, saya tidak bisa menyimpulkan dengan segera, apa diagnosis dari gejala yang tampil pada putra Ibu. Apakah sekadar pelampiasan rasa bosan, kesal, ataukah ada penyebab lain. Sudahkah Ibu konsultasikan pada dokter anak dan dokter ahli saraf anak? Adakah masalah yang Ibu hadapi ketika mengandung Bilal, demikian pula pada proses kelahirannya?
Apabila riwayat kehamilan, kelahiran, dan dari pemeriksaan neurologis tidak ditemukan gangguan, maka perilaku Bilal dapat dikategorikan sebagai pelampiasan perasaan negatif yang belum bisa dia kenali dan belum bisa ditangkap/dipahami oleh orang lain. Contohnya, karena tidurnya tidak nyenyak, dia menangis dan memukul kepalanya. Mungkin saja Bilal termasuk anak yang mudah kesal dan kecewa ketika sesuatu tidak berlangusung seperti yang ia harapkan.
Apa yang perlu dilakukan ketika dia memukul kepalanya sendiri? Cukup dengan menahan lengan anak dan menenangkan hatinya, peluklah Bilal, elus-elus kepala atau punggungnya dan katakan, “Bilal kesal/marah/bosan?”; “Ibu/Ayah sayang Bilal”; atau “Ibu/Ayah ingin membantu Bilal supaya merasa lebih tenang”.
Perhatikan nada bicara dan volume suara, sebaiknya yang menenangkan. Walaupun Bilal belum paham semua arti kata, namun dari bahasa tubuh orangtuanya dan kata-kata yang lembut, akan memberikan sensasi menenangkan bagi anak dan memberikan perasaan aman. Semoga Ibu Novi beserta suami bisa mengatasi kebiasaan Bilal memukuli kepalanya sendiri. Salam.