Anakku Punya Kebiasaan Aneh, Bagaimana Mengatasinya?

By Ipoel , Minggu, 16 November 2014 | 03:00 WIB
Anakku Punya Kebiasaan Aneh, Bagaimana Mengatasinya? (Ipoel )

TANYA:

Ibu Mayke yang baik, anakku punya kebiasaan aneh. Begini, anak perempuan saya (4,5) punya kebiasaan yang menurut saya aneh, yaitu suka main air dengan selang lalu mencuci muka berkali-kali. Setiap menjelang tidur juga membasuh kaki dan selama tidur pun terbangun hanya untuk sekadar mencuci kaki di atas tempat tidur sehingga kami selalu menyediakan alas plastik di atas kasur agar tidak basah. Kami sudah berusaha mengatasi tidak menyediakan alas plastik dan air tapi anaknya menangis dan malah tak mau tidur sampai larut malam. Akhirnya kami pun menyerah juga demi anak agar bisa tidur. 

Selain itu anak kami juga unya kebiasaan buruk tidak mau tidur siang, tidur selalu di atas pukul 22.00 WIB dan akhirnya bangun kesiangan, yang menyebabkan terlambat masuk sekolah, bahkan tidak mau sekolah. Bagaimana ya, Bu, cara mengatasi kebiasaan  tersebut? Apakah kalau dibiarkan bisa hilang dengan sendirinya seiring waktu dan bertambahnya usia anak kami? Terima kasih atas penjelasan Ibu.

Indah Y – via e-mail

JAWAB:Saya akan menjawab terlebih dulu pola tidur anak, sulit bangun pagi, dan tidak mau sekolah. Cukup banyak orangtua yang melaporkan anaknya tidak mau tidur siang dan biasanya saya anjurkan agar tidak memaksa anak tidur siang selama anak tidak terganggu kesehatannya ketika ia tidak tidur siang.

Kebiasaan tidur di atas pukul 22 perlu ditelusuri dulu apa penyebabnya, apakah karena masih banyak orang lain di rumah yang melakukan berbagai aktivitas? Perbaiki dulu pola tidur anak, misalnya, pukul 20.30 semua penghuni rumah sudah masuk ke ruang tidur, lampu-lampu di luar dipadamkan, tidak ada TV yang menyala. Biasakan mengantar anak tidur dengan  membacakan cerita dari buku cerita bergambar (non-komik) atau mendongeng yang bisa dilakukan sambil menggerak-gerakkan jari-jemari tangan. Mendongeng cukup dua cerita pendek, total waktu sekitar 20–30 menit. Setelah itu padamkam lampu kamar dan ajak anak memejamkan mata, mengatur napas, sampai ia tertidur. Di awal pelaksanaannya, mungkin saja anak menolak, tapi cari akal agar anak mau mengikuti pembiasaan ini.

Ke sekolah, orangtua sebaiknya mencari tahu, apa yang menyebabkan si kecil menolak sekolah. Situasi sekolah yang tidak menyenangkan? Guru galak, teman berlaku kasar, atau dia sulit berteman sehingga ketika berangkat ke sekolah dirasakan sebagai suatu beban? Akhirnya bangun tidur pun sulit sebab ia ingin menghindar dari tugasnya pergi ke sekolah.

Ketika bermain air dan mencuci muka berkali-kali, sebaiknya perhatikan, apakah dilakukan sepanjang waktu ketika dia menggunakan selang atau hanya sesekali dan terjadi ketika udara sangat panas. Membasuh kaki menjelang tidur, menurut hemat saya tidak apa-apa. Bukankah ini demi kebersihan dan kesehatan? Mencuci kaki ketika terbangun dari tidur, perlu dibenahi, dan saya menduga hal ini menjadi suatu kebiasaan dan sekaligus pemaksaan kehendak. Perilaku ini mirip dengan anak usia 2 tahun ke atas, tetapi setiap terbangun di tengah malam harus minum susu dari botol, padahal cukup minum air putih dari gelas. 

Sementara waktu, Ibu Indah bisa mencoba menghilangkan kebiasaan anak yang tidak tepat. Ketika terbangun di tengah malam dan anak memaksa mencuci kakinya, gantikan dengan memeluk dia erat-erat serta menenangkannya. Katakan bahwa mencuci kaki sudah dilakukan menjelang tidur dan sekarang ibu/ayah ingin memeluknya karena sayang pada dia. Kalau anak menangis dan marah sebab tidak dipenuhi keinginannya, orangtua harus bertahan tidak mengizinkan anak cuci kaki. Mengapa? Sebab, di usia ini adalah masanya anak belajar mengatur emosi dan perilakunya, tidak memaksakan kehendak yang tidak pada tempatnya. Dari paparan Ibu, saya masih sulit untuk menentukan, apakah perilaku si kecil masih wajar, ada penyebab yang jelas, ataukah tidak wajar. Sebaiknya Anda meminta bantuan psikolog anak guna dicari tahu apakah perilaku anak sudah termasuk gangguan obsesi-kompulsi atau hanya sekadar kebiasaan dan ada unsur pemaksaan kehendak. Sekian dulu Ibu Indah.