Ingin Kembali Bekerja Setelah Anak Berusia 1 Tahun

By Ipoel , Kamis, 16 Oktober 2014 | 10:00 WIB
Ingin Kembali Bekerja Setelah Anak Berusia 1 Tahun (Ipoel )

TANYA:

Saya ibu dua anak (3 tahun dan 10 bulan). Sebelum melahirkan anak kedua, saya bekerja di luar rumah dan berhenti setelah anak kedua lahir. Rencananya setelah si kecil 1 tahun saya akan kembali bekerja. Selama ini saya mengurus semua urusan rumah sendiri tanpa bantuan PRT. Saya belum membuat keputusan apakah menitipkan anak ke daycare atau meninggalkan anak dengan PRT. Mana yang lebih baik? Bagaimana cara melepas anak tapi anak tetap dekat dengan orangtua? Apa persiapan bila ingin kembali bekerja setelah anak berusia 1 Tahun? Cahya Suryawan – via e-mail

JAWAB:Ingin kembali bekerja setelah anak berusia 1 Tahun? Saran saya, sebisa mungkin Anda bekerja kembali setelah si bungsu berusia 2 tahun. Pertimbangannya,  anak mempunyai waktu cukup banyak untuk berinteraksi dengan ibunya. Menurut penelitian, sampai anak berusia 2 tahun dibutuhkan interaksi yang intensif dengan pengasuh utama (biasanya ibu) sebagai landasan untuk perkembangan bahasa, yang akan berdampak pada perkembangan kognisi dan emosi yang sehat. Walaupun bukan berarti bila anak berusia di atas 2 tahun tidak lagi membutuhkan interaksi yang intensif dengan ibunya. Selain itu, saat ini Anda tidak dibantu oleh PRT, sehingga bila Anda bekerja kembali, PRT menjadi orang asing bagi anak.

Apabila  harus bekerja kembali padahal usia si bungsu baru 1 tahun, lebih baik dititipkan di day care, yang program maupun pelaksanaan programnya menunjang perkembangan anak. Misal, kesehatan dan kebersihan anak terjamin, anak diberikan stimulasi yang sesuai, dilatih untuk mandiri dan bersosialisasi, belajar regulasi diri yang berfungsi penting bagi perkembangan kepribadiannya.

Bagaimana melepas anak tapi ia bisa tetap dekat dengan orangtuanya? Setiap hari sisihkan waktu minimum selama 15–30 menit untuk berinteraksi dengan anak,  mengajaknya bermain, menemani tidur sambil bercerita, dan sebagainya. Selain itu, jangan membiarkan anak tidur sekamar dengan pengasuhnya, dan usahakan agar orangtua (ibu)  adalah orang pertama yang tahu banyak mengenai perkembangan dan kebutuhan anaknya, sehingga anak merasa lebih nyaman bila bersama ibunya.