Setelah Dikuret, Haid Jadi Sakit

By Ipoel , Kamis, 29 Januari 2015 | 09:00 WIB
Setelah Dikuret, Haid Jadi Sakit (Ipoel )

Setelah Dikuret, Haid Jadi Sakit

TANYA:

Mengapa setelah dikuret, haid jadi sakit. Dokter Judi, saya (33) dan suami (48) ingin menanyakan beberapa hal. Saya keguguran pada Oktober 2011 dan saya dikuret dengan hasil mikroskopik lab dari rumah sakit  bahwa di antara jaringan decidua luas campur perdarahan dan kelenjar endometrium fase sekresi + arias stella masih didapatkan ghost villi + sel-sel trophoblast, tidak didapat tanda-tanda keganasan. Kemudian saya dites ulang dan dari hasil semua lab saya dinyatakan masih dalam batas normal hanya kolesterol saya yang tinggi, disuruh jaga pola makan saja. 

Sejak dikuret akibat keguguran, sampai sekarang saya belum hamil lagi. Apakah dengan berat badan yang saya miliki sekarang (BB 62 kg/TB 158 cm) ini memang sulit untuk hamil? Kenapa setelah dikuret, sejak itu menstruasi saya hari pertama rada sakit? Apakah dengan dikuret, keputihan itu bisa hilang? Apakah ada obat yang dapat menambah hormon untuk bisa cepat hamil lagi? Kurnia – Surabaya 

JAWAB: Keguguran di bawah 12 minggu sebagian besar disebabkan oleh kelainan kromosom, sisanya bisa karena kekurangan hormon progesteron, infeksi, kelainan uterus, kurang oksigen kronik, atau tidak diketahui penyebabnya. Pemeriksaan kromosom dari jaringan kuret akan sangat berguna dalam menentukan penyebab dan perencanaan kehamilan selanjutnya, apalagi usia Ibu sudah di atas 30 tahun.

Dari data, berat Ibu sudah berlebih (obesitas) dan ini harus diturunkan segera. Obesitas dapat menyebabkan gangguan hormon sehingga kesuburan terganggu. Sebaiknya dilakukan analisis hormonal (FSH, LH, estrogen, progesteron, prolaktin, dan uji resistensi insulin) untuk menilai apakah hormonnya normal, ada defek fase luteal, atau ada risiko terkena kencing manis tipe 2. 

Setelah dikuret, haid jadi sakit masih dalam batas normal, yang penting haid Ibu teratur, siklusnya 28 ± 7 hari, lamanya 3—7 hari, dan jumlah darahnya normal. Keputihan bisa disebabkan infeksi (tersering) atau ada kelainan yang berkaitan dengan abnormalitas organ kandungan. Periksa dalam dan uji cairan vagina dapat menentukan kira-kira apa penyebab dari keputihan tersebut. Hormon penyubur hanya diberikan bila sudah diketahui ada gangguan hormon dan anatomi organ kandungan Ibu normal. Pemeriksaan USG dan HSG dapat menilai apakah organ kandungan Ibu normal atau tidak (misal, ada mioma, kista ovarium, atau kelainan bentuk). Silakan Ibu berkonsultasi dengan dokter kandungan di Divisi Endkrinologi Reproduksi RS dr. Soetomo/FK UNAIR, Surabaya.

Asuhan:

Dr. Judi Januadi Endjun, Sp.OGSubbagian Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi FK UPN Veteran/RSPAD Gatot Subroto