Pernah Alami Kejadian Serupa, Mantan Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala-402 Ceritakan Kisah Berhasil Selamat Saat Kapal Selam Alami Black Out

By Gabriela Stefani, Minggu, 25 April 2021 | 13:32 WIB
KRI Nanggala-402 ((KOMPAS/DWI BAYU RADIUS))

Nakita.id - Kabar buruk datang dari TNI Angkatan Laut.

Kapal selam KRI Nanggala-402 yang ditumpangi oleh TNI Angkatan Laut belum lama ini dinyatakan tenggelam.

Sebelumnya KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang kontak.

Saat masih dalam status hilang kontak, pihak TNI menyebutkan bahwa kapal memiliki cadangan oksigen untuk 72 jam ke depan.

Baca Juga: Sudah Dinyatakan Tenggelam, KRI Nanggala-402 Disebut Masih Ada Kemungkinan Punya Cadangan Oksigen Sampai 5 Hari dan Bagian yang Tidak Masuk Air

Dan 72 jam tersebut sudah berlalu, tepatnya 24 April 2021 pukul 03.00 WITA.

Tapi rupanya cadangan oksigen dalam 72 jam tersebut berlaku bagi kapal selam yang mengalami blackout atau mati listrik.

Dan seorang mantan Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala-402 yaitu Laksda TNI (PURN) Frans Wuwung rupanya memiliki pengalaman alami black out di dalam kapal selam.

mantan Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala-402, Laksda TNI (PURN) Frans Wuwung

Frans menceritakan kondisi kapal hingga akhirnya ia dan seluruh anak buah kapal atau ABK berhasil selamat.

Black out terjadi akibat ada konverter yang kelebihan beban.

Konverter sendiri berguna untuk mengubah arus listrik DC menjadi AC.

Pasalnya power kapal selam berasal dari baterai yang menghasilkan listrik DC.

Sementara peralatan kapal membutuhkan arus listrik AC.

Baca Juga: Sebut Masih Ada Kehidupan, Mbak You Bongkar Terawangannya Soal KRI Nanggala 402 yang Dikabarkan Tenggelam, Bisa Diselamatkan?

Dengan begitu dibutuhkan konverter untuk mengubah arus listrik dan bisa berguna untuk peralatan kapal.

Tapi sayangnya terdapat 1 konverter yang kelebihan beban sehingga membuat saklar jatuh.

"Jadi otomatis tenaga untuk menggerakan peralatan atau lampu lampu penerangan itu black out," cerita Frans dalam tayangan youtube KOMPAS TV.

Tapi untungnya saat itu Frans bersama ABK lainnya berhasil selamat usai di saat cadangan oksigen masih ada.

Frans menyebutkan bahwa setiap ABK memiliki senter.

"Tapi karena kita dibekali oleh satuan kapal selam setiap anak buah kapal punya senter jadi langsung kita menggunakan senter mencari saklar yang jatuh," ceritanya.

Tanpa terkecuali, baik bagian kamar mesin ataupun tidak sama-sama mencari.

Pasalnya menurut penuturan Frans bahwa seluruh ABK wajib mengetahui setiap alat yang ada di dalam kapal selam.

Baca Juga: Barang Milik ABK KRI Nanggala-402 Ditemukan, Pihak TNI Menyatakan Kapal Selam Itu Tenggelam Setelah Pencarian 72 Jam

"Anak buah kapal selam harus menghapal semua peralatan yang ada di kapal apa gunanya dan dimana letaknya," jelasnya.

Dan saklar tersebut pun bisa langsung ditemui dan dipasang kembali untuk menyalakan kembali listriknya.

"Jadi langsung ketemu kita on-kan lagi saklarnya everything is oke," ceritanya.