Mengenal Kehamilan Kosong (blighted Ovum)

By Ipoel , Minggu, 16 Agustus 2015 | 00:00 WIB
Mengenal Kehamilan Kosong (blighted Ovum) (Ipoel )

TANYA:

Dokter Judi yang baik, saya dulu pernah melakukan kuretase karena kehamilan kosong (blighted ovum) dan setelah tiga tahun menikah baru punya anak. Itu pun melalui proses yang panjang termasuk program di dokter karena hormon saya kacau-balau. Setelah anak saya sekarang 3 tahun, saya ingin punya anak lagi. Apa saya harus mengulang proses yang dulu lagi setelah kehamilan kosong (blighted ovum), karena terus terang prosesnya lama, Dok. Terima kasihBunda Callula – via e-mail

JAWAB:

Apakah di kota Ibu ada Fakultas Kedokteran? Bila ada, sebaiknya Ibu berkonsultasi dengan dokter di Divisi Fetomaternal atau Divisi Endokrinologi Reproduksi untuk menilai apakah ada risiko berulangnya kehamilan kosong (blighted ovum) atau kehamilan tanpa janin.

Kehamilan kosong (blighted ovum) biasanya disebabkan oleh kelainan kromosom, sering pada pasien usia di atas 35 tahun atau suaminya perokok. Kalau hormonnya kacau balau seringnya akibat defek fase luteal dimana proses kematangan sel telur (ovum) terganggu. Apakah ada riwayat diabetes dalam keluarga? Bila ada sebaiknya dilakukan pemeriksaan resistensi insulin, analisis hormon, dan pemantauan pematangan ovum dengan USG transvaginal.

Bila ditemukan gangguan hormon, misalnya progesteronnya rendah, maka kemungkinan sel telurnya tidak dapat matang, sehingga menyebabkan kehamilan kosong (blighted ovum). Bila terdapat resistensi insulin, Ibu perlu memakan obat antidiabetik, misalnya metformin. Semua pemeriksaan dan penatalaksanaan program hamil Ibu sebaiknya dilakukan di RS Pendidikan di kota Ibu atau kota terdekat. 

Dr. Judi Januadi Endjun, Sp.OG

Subbagian Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi FK UPN Veteran/RSPAD Gatot Subroto