Gangguan Haid Setelah Bersalin

By Ipoel , Senin, 17 Agustus 2015 | 21:00 WIB
Gangguan Haid Setelah Bersalin (Ipoel )

TANYA:

Waktu melahirkan anak pertama 1 tahun yang lalu, selesai nifas selama 1 bulan 2 minggu, setelah itu saya tidak haid lagi. Enam bulan setelah melahirkan baru saya haid, itu juga tidak banyak, hanya 2—3 hari saja, dan berlangsung hanya 2 bulan. Sampai sekarang saya tidak haid lagi dan ini sudah berlangsung 6 bulan. Saya coba-coba pakai test pack, ternyata hasilnya negatif. Apa yang terjadi pada saya, Dok? Mengapa terjadi gangguan haid setelah bersalin? Terima kasih atas jawabannya.

Septya Ningsih – Banjarmasin

JAWAB:

Gangguan haid setelah bersalin bisa disebabkan banyak faktor, misalnya masih menyusui, pemakaian KB hormonal, ada kelainan organ kandungan atau organ yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi wanita, dan stres kejiwaan yang berat. Ibu tidak mencantumkan apakah saat ini masih menyusui atau sudah memakai keluarga berencana (KB) yang mengandung hormon.

Proses menyusui yang baik (misalnya, ASI eksklusif) dapat sebagai metode KB sementara. Hormon prolaktin yang tinggi pada waktu menyusui akan menyebabkan penekanan pada indung telur sehingga sel telur tidak berkembang, akibatnya tidak terjadi haid.

Metode KB hormonal juga akan menekan fungsi indung telur dan selaput lender rahim. Sel telur tidak berkembang sehingga tidak ada haid. Kelainan pada indung telur dapat menyebabkan gangguan haid, misalnya kista atau tumor. Pemeriksaan USG transvaginal dapat membantu deteksi dini adanya kelainan organ kandungan. Selain kista indung telur, infeksi ronga rahim yang berat (misalnya karena TBC) juga dapat menyebabkan gangguan haid. Stres kejiwaan atau fisik yang berat dan berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan haid, misalnya haid berhenti atau keluar flek-flek dalam waktu lama. 

Saran saya, segera ke dokter spesialis kandungan untuk memeriksa dan mencari apa penyebab dari gangguan haid tersebut.  Bila dicurigai ada faktor stres kejiwaan, Ibu bisa konsultasi dengan seorang psikolog.