Khawatir Anak Diabetes

By Ajeng , Selasa, 20 Oktober 2015 | 21:00 WIB
Khawatir Anak Diabetes (Ajeng )

Tanya:

Dokter, anak pertama saya laki-laki berusia 7 tahun. Sejak lahir ia memang tampak gemuk dengan BB/TB lahir 4 kg/49 cm, sedangkan saat ini BB/TB 42 kg/125 cm. Makannya juga lahap dan banyak. Cuma, saya khawatir dia mengalami kegemukan/obesitas. Apakah demikian? Terus terang saya khawatir bila anak saya kelak mengidap diabetes, mengingat keluarga kami mempunyai keturunan diabetes. Pernah saya diberi tahu seseorang, anak yang gemuk dan tampak di bagian lipatan leher belakangnya berwarna agak kegelapan seperti tampak kumal (meski setiap mandi sudah disabuni dan tak hilang), itu sebetulnya menandakan kadar insulinnya. Jika sudah besar ada kemungkinan diabetes. Sementara anak saya pun ada tanda seperti itu. Apakah memang demikian tanda diabetes, selain dari banyak makan, minum, dan pipis? Bagaimanakah saya mencegah diabetes pada usia ini? Perlukah saya melakukan pemeriksaan gula darah di usianya ini? Saya juga kesulitan mendeteksi berbagai gejala diabetes seperti banyak makan, minum, dan pipis, karena sehari-hari memang dia makannya banyak dan saya pun agak sulit mengerem nafsu makannya. Apa yang harus saya lakukan? Terima kasihDina – Jakarta

Jawab:

Ibu Dina yang baik,Tampaknya si kecil mengalami obesitas yang cukup berat. Berat badan idealnya untuk setinggi dia adalah sekitar 25 kg. Pada anak yang obes memang akan tampak banyak lipatan lemak, di antaranya di leher, baik depan maupun belakang. Benar seperti pendapat Ibu, anak-anak dengan obesitas memiliki risiko terkena diabetes atau penyakit jantung koroner di kemudian hari. Ada baiknya Ibu membawanya konsultasi ke dokter spesialis anak subspesialisasi gizi metabolik yang ada di rumah sakit besar di Jakarta. Dengan cara itu, ia akan mendapatkan penyesuaian diet dan gaya hidup agar tidak menjadi obesitas lagi. Mengenai warna kulit dan hubungannya dengan kadar insulin, sampai saat ini tak ada penelitian yang menyatakan hal tersebut. Untuk saat ini yang penting dilakukan adalah menghindari makanan yang terlalu sering seperti camilan/snack, susu atau produknya, perbanyak aktivitas fisik/bergerak, hindari terlalu lama menonton TV, komputer, bermain game, lakukan aktivitas fisik seperti jalan kaki, olahraga yang lebih rutin. Upayakan melatihnya berusaha menahan sekuat mungkin keinginan-keinginan untuk makan atau mengemil.