Divonis Paru-Paru Basah

By Santi Hartono, Senin, 4 Mei 2015 | 10:00 WIB
Divonis Paru-Paru Basah (Santi Hartono)

TANYA:

Halo Dokter Rifan, anak saya waktu usia 6 bulan divonis paru-paru basah (tuberkulosis/TB) dan  2 tahun pengobatan sudah selesai. Tapi kenapa sekarang usianya hampir 4 tahun, berat badannya di bawah ideal? Makan dan minum susunya enggak terlalu banyak tapi anaknya aktif. Vitamin selalu diberi, begitu pula buah-buahan dan camilan. Kenapa ya, Dok? Novita – Jakarta

JAWAB:Infeksi/penyakit tuberkulosis (TB) paru merupakan masalah yang cukup sering diderita oleh penduduk Indonesia, termasuk anak. Biasanya si kecil tertular oleh penderita dewasa yang belum berobat dengan teratur. Namun demikian, gejala TB paru pada anak berbeda dari gejala pada penderita dewasa. Batuk bukan merupakan gejala utama pada anak, sedangkan pada dewasa, batuk merupakan gejala yang paling sering. 

Pada anak, gejala TB paru sering kali tidak spesifik dan hampir menyerupai gejala penyakit lain. Gejala yang dapat dicurigai sebagai TB paru pada anak adalah demam lebih dari 2—3 minggu tanpa penyebab yang jelas, berat badan yang cenderung turun meskipun sudah mendapat tata laksana gizi yang optimal, ada dugaan atau konfirm penderita dewasa yang menderita TB di rumah/sekitarnya (kontak dengan penderita TB dewasa), batuk lebih dari 2 minggu yang tidak membaik dengan tata laksana standar, dan gejala non-spesifik lainnya. 

Mengingat gejala yang tidak khas tersebut, sering kali penegakan diagnosis menjadi sulit, terlebih bila tidak dilakukan pembuktian adanya infeksi dengan cara tes kulit, seperti tes Mantoux. Sehingga kadang pemberian obat-obatan antituberkulosis tidak memberikan efek yang diharapkan (anak sembuh). Ada baiknya si kecil dibawa berkonsultasi dengan dokter anak agar dievaluasi penyebab lain kenapa berat badannya tidak mencapai normal.

Asuhan dr.Martinus M. Leman, DTMH, Sp.A Siloam TB Simatupang, Jakarta Selatan