Bukan Hanya Trauma, Melakukan Kekerasan Pada Anak Selama Mendampinginya PJJ Bisa Membuat Si Kecil Mengalami Hal Buruk Ini Menurut Psikolog

By Shinta Dwi Ayu, Kamis, 26 Agustus 2021 | 11:17 WIB
Bahaya melakukan kekerasan pada anak. (jcomp)

 

Nakita.id – Mendampingi anak melakukan proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memang bukan perkara yang mudah untuk para orang tua.

Para orang tua harus memiliki kesabaran ekstra ketika mendampingi buah hatinya belajar di rumah.

Bukan hanya mendampingi, para orang tua juga mau tidak mau harus mampu berperan sebagai guru.

Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Ini Cara Kuota Internet Tetap Hemat Meski Dipakai Anak Pembelajaran Jarak Jauh Pakai Google Meet, Dijamin Irit dan Antiboros

Orang tua juga memiliki kewajiban mengawasi dan membuat anak tetap mau melaksanakan proses PJJ nya dengan baik.

Namun sayangnya tidak semua orang tua bisa memiliki kesabaran ekstra selama mendampingi anaknya PJJ di rumah.

Kebanyakan orang tua justru sering kali merasa emosi selama mendampingi anaknya belajar di rumah.

Para orang tua menilai sang anak menjadi lebih malas, sulit diatur, tidak disiplin selama melakukan PJJ.

Karena hal tersebut lah yang membuat para orang tua sering kali tidak sadar justru melakukan kekerasan secara fisik dan verbal kepada anak.Banyak orang tua yang langsung marah ketika anaknya tidak mau melakukan PJJ, bahkan ada juga yang sampai memukuli anaknya.

Baca Juga: Sudah Hampir 2 Tahun Berjalan, Rupanya Ini Tantangan Terbesar yang Dialami Para Guru Selama PJJ

Padahal cara tersebut sangat lah salah Moms, melakukan kekerasan fisik dan verbal pada anak justru bisa datangkan hal negatif.

Menurut Firesta Farizal, M.Psi, seorang Psikolog Klinis Anak dan Direktur Klinik Psikologi Mentari Anakku, melakukan kekerasan selama mendampingi anak PJJ justru akan membuat hubungan para orang tua dan Si Kecil menjadi tidak baik.

Anak akan menjaga jarak dan selalu merasa ketakutan pada orang tuanya.

“Hubungan anak dan orang tua menjadi tidak baik. Anak akan menjadi tegang, atau menjadi berjarak, takut dengan orang tua,” kata Firesta dalam wawancara bersama Nakita.id, Rabu (25/08/2021).

Memarahi atau memukul bukan justru membuat anak menjadi semangat belajar, namun justru membuatnya memiliki pemikiran negatif.

“Anak jadi semakin tidak semangat belajar, anak jadi punya persepsi negatif tentang dirinya merasa bahwa ia memang tidak mampu untuk belajar dengan baik,” tambahnya.

Baca Juga: Tak Perlu Lagi Takut dengan Pembelajaran Jarak Jauh, Ternyata Ini yang Perlu Moms Berikan pada Si Kecil Agar Tetap Bisa Konsentrasi Penuh

Selain itu anak yang mendapatkan kekerasan juga akan mengalami trauma yang berkepanjangan Moms.

“Jadi kekerasan tidak hanya menyakiti anak secara fisik tapi juga menyakiti anak secara mental dan bisa jadi membentuk konsep diri yang negatif pada anak. Belum lagi anak bisa trauma yang cukup panjang karena kan kekerasan variasinya macam-macam mulai dari verbal, fisik, dan lainnya,” tutupnya.