Nakita.id - Mulut seolah penuh dengan kata "tidak".
Kalau kita suruh makan sayur, mulutnya segera berucap "tidak"!
Demikian pula saat Moms menyuruhnya mandi.
Duh, galaknya minta ampun.
Bila itu terjadi, ada kemungkinan kalimat yang orangtua pilih kurang pas.
BACA JUGA : Minum Campuran Bawang Putih dan Madu Saat Perut Kosong Selama 7 Hari, Lihat Apa yang Terjadi
Pasalnya, orangtua lebih senang mengucapkan kalimat negatif daripada positif saat berkomunikasi dengan anak.
Misal, "Jangan main air di dapur!" dan masih banyak lagi.
Mulai sekarang, cobalah untuk membuang kata-kata “jangan” atau “tidak” dan gunakan kata-kata positif. Misalnya, “Jangan corat-coret tembok,” menjadi, “yuk corat-coretnya di kertas karton ini saja.”
Selain itu, bantu anak untuk menggali dan mengekspresikan perasaannya secara utuh dalam bentuk verbal.
Tujuannya agar anak mempunyai kesempatan dan keterampilan mengutarakan perasaan serta pikirannya secara tepat, tanpa mudah mengatakan kata “tidak”.
Baca juga : Ungkapan Perpisahan Kajol untuk Sridevi Membuat Warganet Terharu
Pendek kata, untuk menghadapi anak yang gemar berkata “tidak”, orangtua dapat melakukan hal-hal berikut ini:
- Galilah apa yang menjadi penyebab anak menyatakan penolakan.
- Beri kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan apa yang diinginkan maupun yang tidak. Misalnya, alasan anak menolak makanan yang sudah disediakan.
- Lakukan komunikasi dua arah dengan mengajaknya bicara baik-baik.
- Beri penjelasan mengenai apa yang diharapkan orangtua maupun lingkungan dari sikap anak.
- Gunakanlah bahasa yang mudah dimengerti.
- Misalnya, “Jika kita sampai di rumah Eyang, Karin beri salam dan cium pipi Eyang, ya.
- Menyapa orang lain apalagi orang yang lebih tua menandakan kita ini santun.”
- Ciptakan lingkungan yang mendukung agar anak merasa nyaman ketika mulai belajar mandiri.
- Caranya dengan tidak banyak melarang, memberi contoh berperilaku positif, dan bagaimana harus mengatakan “tidak” pada situasi dan waktu yang tepat, dan sebagainya.
- BACA JUGA : Ingat Ken Ken 'Wiro Sableng', Duh Begini Nasibnya Sekarang, Lihat Rumahnya
- Berikan alternatif pilihan terbatas ketika anak mengatakan ”tidak”. Contoh, anak tidak mau menyikat gigi.
- Arahkan pernyatannya itu menjadi beberapa pilihan yang lebih sempit seperti, “Oke, kamu enggak mau gosok gigi sekarang.
- Kalau begitu gosok giginya sebentar lagi, ya? atau kamu masih mau makan-minum dulu dan sesudah itu gosok gigi?”
- Hindari paksaan, ancaman, maupun tuntutan di luar kemampuan anak.
- Cara seperti ini malah membuat anak semakin menolak dan semakin keras mengatakan “tidak.”
- Beri penghargaan dan tunjukkan sikap positif orangtua bila anak melakukan perilaku sesuai yang diharapkan.
- Intinya, mengatakan “tidak“ boleh-boleh saja. Namun, anak perlu mengerti dan memahami kapan waktu dan situasi yang tepat untuk mengatakan ”tidak”.
-