Mengatasi Hambatan dalam Menyusui

By je, Selasa, 17 Mei 2016 | 20:00 WIB
Mengatasi Hambatan dalam Menyusui (je)

Tabloid-Nakita.com – Betapa bahagianya, ya, Ma, bila bisa memberikan ASI eksklusif sebagai makanan terbaik bagi si buah hati. Tak sedikit penelitian yang menemukan manfaat menyusui, baik bagi Mama maupun buah hati. Salah satunya, penelitian terhadap ribuan ibu dan bayi di 25 negara yang dilakukan oleh Truman Medical Center bahwa menyusui telah dikaitkan dengan sejumlah manfaat kesehatan, seperti: mengurangi risiko obesitas pada ibu dan bayi, menurunkan risiko sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS/Sudden Infant Death Syndrome), menghindari infeksi masa kanak-kanak, hingga menurunkan risiko kanker pada ibu.

Sebaliknya, jika bayi tak mendapatkan ASI eksklusif, seperti dipaparkan dr. Annisa Satriana, Konselor Laktasi pada Eka Hospital BSD, berisiko untuk mengalami beberapa kondisi kesehatan, semisal: risiko terkena alergi susu yang lebih besar serta risiko obesitas akibat mengonsumsi sufor. Sedangkan bagi si ibu sendiri, risiko terkena kanker payudara, ovarium, dan rahim bisa berkurang dengan menyusui.

Studi yang dirilis dalam jurnal Pediatrics pada 2009 juga pernah mengungkap, Mama yang tidak menyusui dapat meningkatkan risiko 4,8 kali lebih besar untuk menelantarkan atau menyiksa anaknya akibat kurangnya bonding atau ikatan emosional. Menyusu sendiri telah lama dinyatakan sebagai cara yang paling efektif dalam membentuk ikatan antara Mama dan buah hati. Penelitian tersebut dilakukan pada sekitar lima ribu ibu selama 15 tahun.

Sayangnya, tak semua Mama bisa lancar-lancar saja dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Tak sedikit Mama mengalami hambatan dalam menyusui. Salah satunya dialami oleh Mama yang memiliki berat badan berlebihan alias kegemukan atau obesitas. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Teresa Orth terhadap 65 ribu Mama baru di Amerika Serikat, tubuh perempuan obesitas memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai pasokan ASI yang penuh pada payudara ketimbang perempuan dengan berat badan normal. Hal ini bisa menjadi masalah di minggu-minggu pertama menyusui dan bisa mengakibatkan beberapa Mama beralih pada sufor.

Selain hal tersebut, tambah Orth, bentuk payudara yang lebih besar pada Mama obesitas bisa menutupi hidung bayi yang menyusu, sehingga bayi bisa sebentar-sebentar melepaskan mulutnya dari puting untuk dapat bernapas. Menekan bagian payudara yang menutupi hidung bayi memang bisa menjadi solusi, namun untuk para Mama yang tidak mengetahui akan hal ini, bisa beranggapan bayinya tak mau menyusu.

Sungguh sangat disayangkan, ya, Ma, bila manfaat menyusui hilang akibat hambatan-hambatan tersebut. Namun, jangan khawatir, Ma. Dengan bantuan yang tepat, hampir semua hambatan dalam menyusui bisa Mama lewati. Temukan solusinya di rubrik USAI BERSALIN Tabloid nakita edisi 894 yang terbit Rabu, 18 Mei 2016 (edar sampai dengan Selasa, 24 Mei 2016).

Ayunda Pininta/JE