Tabloid-Nakita.com - Beberapa ibu hamil kini memilih melahirkan dengan metode Lotus Birth. Sebenarnya lotus birth bukan cara bersalin baru. Persalinan ini sama dengan persalinan alami pada umumnya, hanya pascapersalinannya saja yang berbeda. Proses lotus birth sebenarnya sederhana; setelah bayi lahir, ari-ari/plasenta bayi dibiarkan lahir secara alami dan utuh. Seperti kita ketahui, plasenta adalah organ khusus yang melekat pada dinding rahim dan terhubung ke janin melalui tali pusat. Yuliana Febrianti, Amd Keb. SH, atau yang akrab disapa bidan Yuli, menjelaskan lebih detail akan persalinan lotus ini.
Menurutnya, setelah bayi lahir (bisa dengan cara alami maupun caesar), plasenta akan dibiarkan keluar secara alami dan utuh. Lalu plasenta ditempatkan dalam wadah khusus di dekat ibu. Darah pada plasenta akan dibiarkan mengalir secara alami ke bayi. Setelah itu, baru ari-ari tersebut dengan hati-hati dicuci menggunakan air hangat dan ditepuk-tepuk sampai kering.
Setelah bersih, plasenta ditempatkan di wadah kering (seperti baskom dengan alas dengan berdaya serap tinggi, semisal lap chamois, underpad atau popok kain). Baru kemudian plasenta diletakkan dalam tas khusus. Ini dimaksudkan supaya plasenta mudah dibawa-bawa bersama bayi.
Selama menunggu tali pusat puput, saran Yuli, Mama bisa menaburkan bunga atau rempah-rempah yang mengeluarkan wewangian demi menghilangkan bau tidak sedap yang keluar dari plasenta. Dalam persalinan lotus umumnya proses pelepasan tali pusat terjadi 3—10 hari setelah bayi dilahirkan. Selama itu, Mama perlu merawat plasenta seperti merawat bayinya. Terpenting menjaga kebersihannya supaya tidak terjadi infeksi.
Manfaat Lotus BirthApakah persalinan lotus disarankan dan bagaimana manfaatnya? Dokter Bambang Fadjar, SpOG, belum bisa bercerita banyak mengenai persalinan lotus. Ia mengakui belum pernah ditemukan hasil penelitian ilmiah yang diakui oleh ilmu kedokteran ginekologi akan manfaat lotus birth.
“Tapi jika kita mau bercermin dan melihat kuasa Tuhan, mamalia lain melahirkan plasenta/tali pusatnya tidak dipotong, dia baik-baik saja. Ini baru dugaan ya, mungkin saja Tuhan punya rahasia yang harus manusia cari. Kan dalam agama kita diminta terus belajar dari ciptaannya, alam semesta,” jelas Bambang.
Mengenai manfaat lotus birth ini, Bidan Yuli mengutip penjelasan dari pakar lotus birth, Dr. Sarah Buckley. Menurut Buckley, manfaat pelepasan plasenta secara alami, yakni bayi akan menerima tambahan 50 sampai 100 ml darah yang dikenal sebagai transfusi plasenta. Darah transfusi ini mengandung zat besi, sel darah merah, keping darah, dan zat gizi lainnya. Oksigen vital yang melalui tali pusat juga dapat tersalurkan sebelum bayi benar-benar dapat bernapas sendiri. Lainnya, bayi akan tetap berada dekat ibu setelah kelahiran, sehingga memungkinkan terjadinya bounding attachment yang lebih lama.
Secara empiris, lanjut Bidan Yuli, beberapa mama yang pernah bersalin lotus dengannya, mengaku perilaku bayi-bayinya lebih tenang dan tidurnya lebih nyenyak. “Jadi, ibu dapat tidur nyenyak seperti tidak punya bayi. Bayi pun lebih bersemangat dalam mengisap ASI,” ujarnya yang juga meyakini “bayi lotus birth” memiliki kekebalan tubuh tinggi.
Namun Bidan Yuli mengingatkan, meski lotus birth sah-sah saja dilakukan, namun tetap tidak bisa dilakukan oleh semua ibu dan semua bayi. Menurutnya, saat ibu ingin melakukan lotus birth yang harus diutamakan adalah kesehatan bayi.
Perlu diketahui, lotus birth tidak bisa dilakukan pada bayi yang terlahir dengan tali pusat pendek, bayi dengan asfiksia berat (keadaan di mana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur), bayi yang memiliki hasil tes APGAR sangat rendah, dan pada kasus retensi plasenta dan plasenta yang tak kunjung lepas dari dinding rahim ibu. Jadi dengan bahasa lain, hanya kehamilan tanpa penyulit yang bisa melakukan lotus birth.
Narasumber: Yuliana Febrianti, Amd Keb. SH Rumah PUSPA Jl. KH Mas’ud Kp. Sasak 3, Tridaya Sakti Tambun Selatan, BekasiDr. Bambang Fadjar, SpOG RS Premier Bintaro
(Gazali Solahuddin)