Tabloid-Nakita.com – Beberapa Mama mungkin dianjurkan untuk istirahat di rumah selama kehamilan atau biasa disebut dengan bedrest. Hal tersebut biasanya dilakukan untuk mencegah terjadinya persalinan prematur. Namun, apakah bedrest saat hamil benar-benar berdampak bagi kehamilan?Baca juga: Amankah berolahraga di awal kehamilan?
“Sekitar 1 dari 5 wanita mengalami bedrest selama kehamilan,” menurut Chad Klauser, seorang profesor di bidang kehamilan di Icahn School of Medical. Menurutnya, hal ini mungkin saja berlebihan. Menurutnya, rasa bosan pada bedrest justru akan memperbuurk keadaan. Justru rasa bahagia selama kehamilan akan membantu Mama selalu sehat selama hamil. Baca juga: Mengenal preeklamsia atau keracunan kehamilan
Pada Juni 2013, sebuah peneltian menemukan bedrest tidak mengurangi kemungkinan untuk terjadinya prematur. Justru, para wanita yang bedrest sangat mungkin melahirkan prematur dibanding wanita hamil yang aktif. Bedrest secara ketat belum terbukti dapat meningkatkan hasil bagi perempuan.Bedrest dapat menimbulkan aneka gangguan kesehatan pada Mama seperti pembekuan pada darah di kaki sebab kaki yang tidak banyak bergerak.
Selain itu, bedrest juga memperburuk mental pada perempuan. Orang yang bedrest akan menyebabkan depresi, kecemasan dan mengalami ketegangan dalam keluarga. Sebenarnya tak ada masalah dengan bedrest bagi kasus-kasus ekstrim. Namun, jika memang kehamilan masih bisa berjalan normal. Tak ada salahnya mencoba aneka aktivitas fisik kala hamil.Baca juga: Tip mengatasi kelelahan menjelang persalinan
Lalu, apa yang Mama lakukan jika dokter menganjurkan bedrest saat hamil? Mama perlu menanyakan batasan-batasan apa yang perlu Mama lakukan sebab tidak semua bedrest harus berhubungan dengan tidak melakukan apa-apa di tempat tidur. Mama juga masih diperbolehkan melakukan kegiatan fisik ringan seperti berjalan kaki atau kegiatan lain yang membuat Mama jauh lebih rileks.
(Niken/Baby Center)