6 Cara Ringankan Gejala Tekanan Darah Rendah Saat Hamil

By Dini, Senin, 9 Mei 2016 | 05:55 WIB
6 Cara Ringankan Gejala Tekanan Darah Rendah Saat Hamil (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Mama perlu waspada bila terjadi penurunan tekanan darah terlampau drastis saat hamil. Sebab, darah merupakan pengantar makanan dan oksigen ke janin melalui plasenta dan tali pusat. Bila terjadi tekanan darah rendah saat hamil, aliran darah dari Mama ke janin akan berkurang. Janin pun berpotensi mengalami malnutrisi.

Lalu, bagaimana cara meringankan gejala tekanan darah rendah saat hamil?

1. Jika Mama terdeteksi mengalami hipotensi, umumnya dokter kandungan dan kebidanan akan menganjurkan Mama memperbanyak asupan cairan, misalnya air putih. Selain itu, Mama perlu banyak beristirahat dan mengonsumsi makanan dengan komposisi gizi yang seimbang.

Minumlah air putih sedikitnya dua liter sehari agar Mama tak sampai mengalami dehidrasi. Warna urine bisa jadi penunjuk kondisi dehidrasi. Semakin keruh warna urine, artinya semakin berat kadar dehidrasi yang Mama alami.

2. Berbaring menyamping ke kiri. Dengan berbaring, jantung tidak melawan gravitasi sehingga tidak bekerja terlalu keras saat memompa darah ke seluruh tubuh. Selain itu, pembuluh aorta terletak di sisi kanan tubuh. Bila Mama berbaring menyamping ke kiri, pembuluh aorta tidak tertekan dan sirkulasi darah Mama lebih lancar, termasuk aliran darah menuju janin.

3. Hindari berbaring telentang, khususnya setelah usia kehamilan di atas 16 minggu. Pada saat itu bobot janin telah melebihi 100 gr di luar berat air ketuban, plasenta, dsb. Beban pada rahim tersebut akan menekan pembuluh darah utama, sehingga mengurangi aliran darah ke seluruh tubuh.

4. Jangan melakukan perubahan posisi dengan mendadak, semisal dari duduk ke berdiri atau dari tidur ke duduk. Lakukan perubahan posisi dengan perlahan-lahan.

5. Hindari berdiri terlalu lama dan jangan segera berdiri setelah makan. Duduklah atau berbaring beberapa saat setelah makan untuk menyeimbangkan tekanan darah.

6. Lebih sering makan hingga beberapa kali sehari dalam porsi kecil-kecil  (untuk menjaga agar tidak terjadi lonjakan bobot tubuh), karena cara ini dapat mencegah terjadinya penurunan tekanan darah setelah makan.

Selain melakukan tips di atas untuk meringankan gejala tekanan darah rendah saat hamil, pemeriksaan rutin ke dokter kandungan juga dapat mencegah keterlambatan penanganan hipotensi akut. Dengan demikian, hal itu tidak berdampak serius pada kandungan. Bila Mama mengalami pingsan, pusing hebat, atau gangguan serius lainnya, dokter akan meminta Mama menjalani rawat inap di rumah sakit. Mama akan diinfus untuk membantu  mengembalikan jumlah cairan di dalam tubuh serta dipantau pola makannya.

Meski demikian, hipotensi akut sangat jarang terjadi pada ibu hamil. Umumnya, setelah memasuki trimester ketiga kehamilan, tekanan darah akan berangsur-angsur naik dan kembali normal setelah Mama melahirkan.

Narasumber: Dr. Jerio Wijaya, SpOG, RS Awal Bros Tangerang

(Theresia Widiningtyas)