Tabloid-Nakita.com - Selama hamil, pembuluh darah Mama akan bertambah banyak dan hormon kehamilan membuatnya melebar. Kondisi ini biasanya terjadi setelah minggu ke-12 kehamilan. Selama hamil, biasanya Mama akan mengalami penurunan tekanan darah sekitar 5 mmHg.
Saat tekanan darah diukur, hasil pengukurannya akan terdiri atas dua figur angka yang penulisannya seperti pembagian, semisal 110/70. Angka pertama yang lebih besar, disebut tekanan darah sistolik, menunjukkan tekanan darah pada pembuluh arteri saat jantung mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Sementara angka kedua, disebut tekanan darah diastolik, menunjukkan tekanan darah pada arteri saat otot-otot jantung beristirahat di sela-sela memompa darah ke seluruh tubuh.
Jika Mama dalam kondisi sehat, tekanan darah pada umumnya berkisar antara 110/70 atau 120/80. Mama disebut mengalami hipotensi (tekanan darah rendah) bila tekanan darah sistolik turun lebih dari 10 mmHg, dan tekanan darah diastolik turun lebih dari 10-15 mmHg. Contoh, tekanan darah Mama adalah 90/60 atau bahkan mencapai 60/40. Ini tandanya Mama mengalami hipotensi.
Apa sih penyebab tekanan darah rendah saat hamil?
Akibat peningkatan volume darah guna mengantarkan oksigen dan sari makanan ke janin, maka terjadilah pelebaran pembuluh darah. Tekanan darah ke dinding pembuluh pun menurun. Inilah penyebab hipotensi yang paling umum. Selain itu, morning sickness yang cukup berat pada trimester pertama akan meningkatkan risiko hipotensi pada trimester kedua.
Lonjakan hormon kehamilan di trimester pertama membuat Mama kerap dilanda rasa mual. Bahkan, bau-bauan makanan tertentu bisa menyebabkan Mama muntah. Jika sering terjadi, bisa-bisa Mama mengalami dehidrasi. Kondisi yang biasanya berlangsung hingga awal trimester kedua kehamilan ini juga mencetuskan hipotensi.
Narasumber: Dr. Jerio Wijaya, SpOG, RS Awal Bros Tangerang
(Theresia Widiningtyas)