Plus-Minus Hamil di Usia 30-an

By Dini, Kamis, 28 April 2016 | 00:13 WIB
Plus-Minus Hamil di Usia 30-an (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Banyak ahli berpendapat, tidak ada waktu yang benar-benar tepat untuk membentuk keluarga. Untuk membentuk keluarga ada banyak yang harus disiapkan, tak cuma siap secara usia. Hanya saja, secara medis para ahli menemukan plus minus hamil di usia sebelum 20 tahun, 20-30 tahun, dan seterusnya.

Di usia 20-an misalnya, kondisi fisik kita pasti sedang bagus-bagusnya. Namun, dalam hal keuangan, biasanya pasangan muda masih terbilang pas-pasan dibanding pasangan berusia 30-an. Inilah yang menjadi pertimbangan. Lalu, apa plus-minus hamil di usia 30-an, jika kesempatan untuk hamil memang baru hadir di usia tersebut?

Usia 30-34 tahun

FISIK: Kesuburan mulai menurun di usia 30 tahun. Namun, penurunan ini terjadi perlahan selama lima tahun atau lebih. Terapi kesuburan di usia ini memiliki peluang keberhasilan yang baik. Peluang keberhasilan bayi tabung mencapai 25–28% dibandingkan setelah usia 40 yang peluang keberhasilannya hanya 6–8%.

Risiko bersalin dengan cara caesar dua kali lipat dibanding persalinan di usia 20-an. Risiko keguguran naik, begitu pula risiko janin mengalami down syndrome.

EMOSI: Pengalaman bekerja yang ditimba di usia 20-an sudah menghasilkan jam terbang yang tinggi, sehingga umumnya calon ibu sangat siap untuk hamil dan punya anak. Secara ekonomi, ia sudah mapan, sementara cadangan energinya masih banyak. Namun bukan tak mungkin, perasaannya terbelah dua antara cemas apakah kalau punya anak bisa bekerja maksimal seperti sebelumnya atau sebaliknya malah ingin berhenti bekerja sama sekali dan hanya mengurus anak.

Usia 35-39 tahun

FISIK: Kesuburan menurun karena fungsi rahim menurun. Artinya, kasus plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) atau plasenta tidak menempel di tempat semestinya meningkat. Kesuburan turun juga dipengaruhi usia sel telur yang sudah cukup tua, sehingga lebih sulit dibuahi.

Jika pun terjadi kehamilan, kehamilan ini sudah digolongkan berisiko tinggi. Risiko mengalami hipertensi kehamilan menjadi dua kali lipat. Risiko diabetes gestasional menjadi tiga kali lipat dibanding jika usia masih di bawah 35 tahun, terlebih lagi jika berbadan gemuk. Kemungkinan melahirkan dengan cara caesar naik dua kali lipat dibanding yang berusia 20-an. Risiko janin mengalami down syndrome naik dengan tajam. Risiko keguguran pun meningkat cukup signifikan.

EMOSI: Kecemasan sering melanda karena ada kemungkinan dokter meminta calon ibu menjalani tes amniosentesis atau pemeriksaan cairan ketuban dan skrining prenatal lainnya. Saat-saat menunggu hasilnya sangatlah menegangkan. Pemeriksaan ini akan memastikan apakah janin mengalami down syndrome dan kelainan kromosom lainnya.

Itulah plus-minus hamil di usia 30-an, semoga bisa menjadi bahan pertimbangan Mama, ya.

(Heni Wiradimaja/Berbagai Sumber)