Tabloid-Nakita.com - Preeklamsia umumnya terjadi setelah 20 minggu masa kehamilan. Kondisi ini biasanya ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan adanya protein yang keluar bersama urine ibu hamil. Karenanya, kenali gejala preeklamsia sekaligus pencegahannya, karena kondisi ini berkontribusi pada gangguan pertumbuhan janin, kelahiran prematur dan sejumlah komplikasi kehamilan lainnya.
Bila wajah dan tangan Mama tiba-tiba sangat membengkak, bisa jadi hal tersebut merupakan gejala preeklamsia. Meski demikian, preeklamsia khususnya preeklamsia ringan tidak selalu menunjukkan gejala.
“Kita baru akan tahu setelah dilakukan pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan urine. Jika tekanan darah menjadi 140/90 mmHg namun tidak melebihi 160/100 mmHg, itu pertanda gejala preeklamsia ringan. Selain itu akan dipastikan lagi melalui pemeriksaan urine. Bila hasil tes menunjukkan jumlah protein dalam urine antara 300 mg hingga 4 g dalam 24 jam, berarti Mama positif mengalami preeklamsia ringan,” kata dr. Jimmy Panji, SpOG, dari TanyaDok.com.
Pada preeklamsia berat, gejalanya dapat meliputi nyeri kepala hebat, gangguan penglihatan, sesak napas berat atau nyeri ulu hati atau nyeri pada daerah kanan atas perut. Hal ini disebabkan penyempitan pembuluh darah pada otak, liver, ginjal atau organ lainnya.
“Ada peningkatan tekanan darah di atas 160/100 mmHg, dan jumlah protein di urine lebih dari 4 g dalam waktu 24 jam,” tambah Jimmy.
Karena itu bila Mama merasakan salah satu gejala di atas, segeralah memeriksakan diri ke dokter obstetriginekologi atau kebidanandan kandungan. Bila tak lekas ditangani, preeklamsia berat bisa mengganggu fungsi organ-organ tubuh. Apa saja bahaya preeklamsia berat bagi ibu hamil?
“Dimulai dari otak, misalnya risiko kejang dan perdarahan di dalam otak. Juga bisa menyebabkan paru terendam cairan, gangguan pompa jantung, gangguan pembekuan darah dan kegagalan ginjal,” tandas Jimmy.
Sedangkan pada janin, preeklamsia berat dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, berkurangnya air ketuban hingga risiko terburuk yaitu kematian janin.
Dengan berbagai risiko yang dapat ditimbulkan preeklamsia berat, Mama akan dirujuk untuk menjalani rawat inap di rumah sakit di bawah pengawasan ketat dari dokter.
“Dokter kebidanan dan kandungan akan memberikan obat penurun tekanan darah dan obat pencegah kejang pada Mama. Namun jika bayi sudah bisa dilahirkan atau kondisi Mama memburuk, biasanya dokter akan segera melahirkan bayi,” tambah Jimmy.
Bahaya preeklamsia berat pada ibu hamil memang tidak main-main. Kenal gejalanya sejak dini, dan segera konsultasikan pada dokter untuk mengurangi risikonya.
Narasumber: dr. Jimmy Panji, SpOG, TanyaDok.com
(Theresia Widiningtyas)