Nakita.id – Moms layanan kesehatan di Indonesia memang hingga saat ini masih menjadi masalah.
Kurangnya rumah sakit dan parah ahli yang terbatas menjadi salah satu faktor hal itu terjadi.
Terutama dalam hal ini adalah masalah penanganan Prolanis (Program Layanan Penyakit Kronis), seperti hipertensi dan diabetes tipe 2.
Melalui riset lembaga Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menyadari bahwa masalah ini memerlukan inovasi baru dalam penanganannya.
Pada dasarnya para penderita hipertensi dan diabetes tipe 2 memerlukan informasi yang akurat untuk menangani masalah kesehatan mereka.
Namun jika layanan penanganan penyakit tersebut saja masih terbatas makan bagaimana mereka mendapatkan informasi yang akurat.
Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D. Sp. THT-KL(K) M.A.R.S., selaku Direktur Jendral Pelayanan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada diskusi publik yang diadakan pada Rabu (15/12/2021) mengatakan bahwa jumlah penderita hipertensi dan diabetes tipe 2 meningkat semenjak tahun 2018.
“Penyakit hipertensi dan diabetes tipe 2 menjadi penyakit paling tinggi penderitanya pada tahun 2018 hingga saat ini, bahkan penderita diabetes tipe 2 meningkat hingga 8 kali lipat tahun ini. Bahkan selain peningkatan juga terjadi pada penyakit-penyakit tidak menular lainnya” ujar Prof. Abdul Kadir
Baca Juga: Tidak Perlu Repot Ke Rumah Sakit, Saat Ini Konsultasi Kanker Payudara Bisa Melalui Digital Platform