Tabloid-Nakita.com - Suatu peristiwa langka terjadi di kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Sumatera. Pasangan Juarnes Prana Dinata (30) dan Siti Nuryaningsih (30), melahirkan bayi kembar tiga di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjungpinang, 21 Januari 2016 lalu. Uniknya, dua dari kembar ini: Nadira Alifa Putri dan Nadiba Aisyah Putri, mengalami dempet kepala. Sedangkan satu bayi lainnya, Nadifa Alinka Putri, dalam kondisi normal.Kembar siam Nadira dan Nadiba berbagi tulang tengkorak, namun dengan otak yang terpisah, sehingga mereka diharapkan bisa menjalani operasi pemisahan kepala. Kedua orangtuanya berharap agar kedua bayi perempuan ini bisa menjalani kehidupan yang normal nantinya."Para dokter terkejut ketika menyadari bahwa ini bayi kembar tiga, tetapi juga ada yang kembar siam. Saya senang, semua bayi saya sehat, tapi saya sangat berharap mereka (Nadira dan Nadiba) bisa dipisahkan. Susah rasanya saya dan istri melihat kondisi mereka seperti itu," kata Juarnes pada The Daily Mail.
Juarnes Prana Dinata dan Siti Nuryaningsih dengan bayi kembar tiga mereka. (FOTO: CATERS NEWS AGENCY)Menurut sang ibu, tulang tengkorak Nadira dan Nadiba memang menyatu, namun kepribadian mereka ternyata sangat berbeda. "Mereka punya kepribadian yang sama sekali berbeda. Kalau salah satu bayi tidur, yang lain inginnya main. Jadi keinginan mereka untuk melakukan sesuatu itu benar-benar berbeda," katanya.Siti menambahkan, anak-anaknya memang masih terlalu muda untuk membuat keputusan, tapi mereka tahu apa yang mereka inginkan saat ini. "Jadi kami pikir mengusahakan operasi pemisahan bisa jadi langkah yang perlu dilakukan," ujar Siti.Kembar siam Nadira dan Nadiba sudah dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, namun para dokter di rumah sakit tersebut meminta Juarnes dan Siti untuk menunggu sampai berat badan si kembar setidaknya bertambah untuk memungkinkan keberhasilan operasi pemisahan. Juarnes sendiri berharap kedua bayinya bisa dipisahkan lebih cepat."Hasilnya mungkin tidak akan memuaskan, karena dokter-dokter di RSCM tidak akan mampu melakukan operasi pemisahan sampai berat badan mereka mencapai minimal 10 kilogram. Sekarang kami berharap bayi kami bisa bertambah berat badannya dalam 6-8 bulan ke depan," ungkap Juarnes.Kembar siam terjadi pada satu dari setiap 200.000 kelahiran. Menurut University of Maryland Medical Centre, sekitar 40 hingga 60 persen bayi kembar siam lahir mati (stillbirth), dan sekitar 35 persen hanya bertahan satu hari.Tingkat harapan hidup bayi kembar siam yang menjalani operasi pemisahan tergantung pada bagian dan organ-organ tubuh mereka yang menyatu. Meskipun tingkat kesuksesan pemisahan kembar siap meningkat dari waktu ke waktu, operasi pemisahan kembar siam masih jarang dilakukan.Semoga kembar siam Nadira dan Nadiba selalu sehat dan mendapatkan perawatan yang terbaik.(Dini/The Daily Mail)