2. Ajak anak untuk mengenali emosi dan perasaannya
Seringkali, anak menjadi kebingungan mengenai perasaan dan emosi yang dirasakannya pada saat itu.
Sebab itulah, anak menjadi kesusahan untuk mengekspresikannya dan hanya memendamnya.
Melansir dari Verywell Minds, hal ini bisa dilakukan dengan mengobrol dengan anak dan 'melabeli' perasaan atau emosinya tersebut.
Misalnya, saat anak terlihat bersungut-sungut karena tidak jadi mengunjungi taman bermain kesukaannya, Moms bisa tanyakan 'apa kamu marah karena tidak jadi ke taman bermain?'.
Baca Juga: Proses Tahapan Perkembangan Pengelihatan Bayi Usia 0-12 Bulan
Atau jika anak terlihat senang pergi ke taman bermain, tanyakan padanya 'kamu senang pergi ke sini?'.
Dengan begitu anak akan memahami apa yang dia rasakan, dengan kosakata 'sedih', 'marah', 'kesal', dan 'malu' untuk yang bersifat negatif.
Begitu juga untuk yang bersifat positif seperti 'senang', 'terharu', 'gembira', dan lain-lain.
Ada baiknya jika Moms menggunakan kata-kata tersebut pada saat mengobrol dengan anak mengenai apa yang dirasakannya.
Anak yang mampu mengenali perasaannya cenderung lebih baik dari segi emotional intelligence.
3. Ajarkan cara menghadapi emosi dengan baik