Sulit Potong Rambut

By Santi Hartono, Rabu, 30 Maret 2016 | 03:00 WIB
Sulit Potong Rambut (Santi Hartono)

Ingat, usia batita adalah masa-masa yang paling aktif. Bagi mereka, duduk diam bisa jadi persoalan serius. Apalagi jika Ibu memotong rambut atau kukunya ketika ia sedang asyik bermain. Wah, yang terjadi justru si kecil akan protes berat, ngambek, bahkan menangis. Sebaliknya, ketika mereka mengantuk atau lapar, urusan memotong rambut juga jadi sulit karena si batita tidak bakalan mau diajak kompromi. Jadi, selain rasa takut dan masa-masa yang selalu bergerak,  lapar dan mengantukpun bisa jadi penyebab.Ini solusinya bila batita takut potong rambut;

*Bila Takut Peralatan Menurut  orangtua perlu mendiskusikan dengan anak apa yang membuat ia enggan atau takut. Tunjukkan pada anak bahwa kita menerima perasaannya tersebut dan ajak mereka untuk bersama-sama memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk menghilangkan rasa enggan dan takut tersebut.  Ibu Ayah perlu mendorong si kecil keluar dari rasa takutnya, dengan membuat anak merasa nyaman dan aman dengan proses yang dilakukan.    Jika potong rambut atau kuku dilakukan di rumah,  Ibu dapat melakukan simulasi terhadap boneka atau anggota keluarga lainnya, misalnya kepada kakak. Kenalkan pada batita alat-alat apa saja yang digunakan dan apa fungsinya. Misalnya gunting, meskipun berujung tajam, Ibu perlu memperlihatkan, bahwa di tangan Ibu, gunting itu aman dan Ibu akan hati-hati menggunting rambutnya.  Namun Ibu boleh berkata bahwa Ibu membutuhkan kerja samanya untuk diam sejenak tanpa menyebutkan akibatnya. Misalnya, “Dek, biar nanti rambutnya keren, Adek diam sebentar ya. Abis itu main lagi.” Tentu Ibu juga harus konsisten, jangan lama-lama menggunting rambutnya. Biasanya, model rambut batita belum macam-macam sehingga Ibu juga bisa menggunting dengan cepat. 

*Bila Tak Mau Kesalon Tak masalah bila Ibu lebih suka membawa batita ke salon untuk menggunting rambut. Namun, buatlah batita Ibu familiar dengan situasi atau kondisi saat pemotongan rambut. Misalnya, dapat dilakukan dengan mengajak anak mengunjungi salon tersebut sehari sebelumnya untuk mengobservasi apa yang terjadi di sana. Saat observasi, orangtua dapat menceritakan pada anak mengenai apa yang terjadi di sana dan memberi pengertian bahwa kapster merupakan orang yang terlatih di bidangnya sehingga tidak perlu khawatir proses pemotongan rambut tersebut akan melukai anak. Bahkan Ibu dan Ayah juga dapat mengajak anak berkenalan terlebih dulu dan bercakap-cakap dengan kapster yang nantinya akan memotong rambut anak.   Jadi, Ibu dan Ayah tidak langsung meminta anak untuk dipotong rambutnya, tetapi biarkan si kecil melihat-lihat sekelilingnya. Paling baik memang mengunjungi tempat potong rambut yang sudah menjadi langganan keluarga, sehingga si kecil Ibu sudah terbiasa dengan situasinya, bahkan mungkin terbiasa bermain-main sembari menunggu anggota keluarga lainnya memotong rambut. Sama seperti di rumah,  perlu juga dikenalkan dengan alat-alat yang digunakan di salon seperti gunting dan sisir, juga jubah lebar untuk menutupi tubuh dari potongan rambut. Beberapa batita merasa cemas karena ketika potong rambut ia harus ditutupi dengan jubah lebar yang dipersepsinya sebagai sesuatu yang membatasi gerak. Jika batita tidak nyaman dengan jubah lebar yang digunakan di salon, Ibu Ayah dapat menggunakan syal atau selimut kesayangan  dari rumah. Atau  jika anak takut melihat pantulan wajahnya di cermin besar, posisikan dirinya duduk membelakangi cermin.   Dengan tujuan menciptakan suasana yang nyaman bagi anak, saat ini sudah banyak ditemukan salon khusus untuk anak-anak dengan kelengkapan yang sesuai bagi anak-anak. Misalnya, tempat duduk berbentuk mobil-mobilan.“Ini akan menghilangkan rasa takut pada anak dan membantu anak mengasosiasikan proses memotong rambut sebagai proses yang menyenangkan. *Bila Tak Mau Duduk Diam Meminta batita untuk diam sebaiknya dilakukan dengan memberi tahu berapa lama ia harus duduk diam. Cara ini juga sebenarnya bermanfaat untuk mengajarkan si batita mengenal waktu. Katakan padanya bahwa proses memotong kuku ini hanya lima menit, misalnya. Tunjukkan pada jam bahwa lima menit adalah pergeseran jarum panjang dari angka 12 ke angka 1, atau angka 1 ke angka 2. Cari waktu yang terdekat dengan saat Ibu ingin memotong kukunya, lalu tepatilah rentang waktu yang disepakati. Dengan demikian si kecil akan tahu setelah waktu yang dijanjikan ia dapat kembali bermain seperti sebelumnya.   Agar batita duduk tenang, Ibu dan Ayah juga dapat menyiapkan sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian anak selama proses pemotongan rambut atau kuku berlangsung sehingga si kecil tidak terpaku pada proses pemotongan rambut atau kukunya. Berikan  benda atau kegiatan yang menarik, misalnya membaca buku, mendengarkan musik, menonton video, bercerita, atau bermain dengan mobil-mobil serta boneka kesayangan. Benda atau kegiatan pengalih ini juga dapat membuat anak menjadi lebih relaks dan tidak tegang.  Demikian pula jika memotong rambut di salon, Ibu atau Ayah dapat duduk di sampingnya untuk melakukan kegiatan yang mengalihkan perhatian anak, atau sekadar menenangkan si kecil dengan mengajaknya mengobrol, bercerita, atau bernyanyi bersama. *Karena Lapar dan Mengantuk Tentunya kalau tidak mau anak jadi rewel, hindari saat-saatnya dia lapar dan mengantuk. Ibu tentu tahu kapan waktunya. Jadi, berikan kesempatan tidur lalu, atau makan dulu, baru dipotong rambutnya. Begitupun jika ke salon, lakukan ketika si kecil sudah fresh bangun tidur, atau perutnya sudah kenyang. Paling tidak hal-hal ini bisa meminimalisasi ketidaknyamanannya. Selamat mencoba ya, semoga batita Ibu Ayah kini tak lagi rewel dan mau diam ketika didandani agar bersih dan rapi.

(Santi Hartono/Foto:stayathomemom)