Awas, Polusi Udara Berpengaruh Pada Emosi Anak!

By Gisela Niken, Selasa, 29 Maret 2016 | 05:05 WIB
Awas, Polusi Udara Berpengaruh Pada Emosi Anak! (Gisela Niken)

Tabloid-Nakita.com – Siapa sangka polusi udara selama kehamilan tidak hanya mengganggu pernapasan dan mengancam janin. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Columbia Center for Children’s Environmental Health mengungkapkan bahwa dampak polusi udara saat  hamil terjadi hingga anak-anak bertumbuh dan berkembang. Polusi udara pada ibu hamil dapat menyebabkan anak memiliki masalah mengatur pikiran, emosi dan perilaku mereka.Baca juga: Bahaya polusi bagi ibu hamil

Studi ini juga mengungkapkan bahwa anak yang sewaktu masih dalam kandungan terdampak dari polusi udara mengalami kesulitan dalam bergaul dengan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut terjadi karena anak tidak mampu mengelola emosi mereka. Dampak polusi udara bagi ibu hamil ini juga dikaitkan dengan gejala kecemasan dan depresi.

Studi yang diterbitkan oleh Journal of Child Psychology and Psychiatry mengungkapkan polusi udara yang memengaruhi emosi anak ini datang dari emisi kendaraan bermotor, pembangkit tenaga listrik hingga sumber emisi lainnya seperti industri. Para peneliti menganalisis sampel darah dari 462 ibu dan anak. Setelah itu, anak-anak dengan rentan usia 3 tahun hingga 11 tahun ini diuji dengan survei perilaku anak.

Semakin tinggi skor survei menunjukkan bahwa anak tidak memiliki kemampuan dalam mengontrol emosi. Hasilnya, ibu yang terpapar polusi udara saat kehamilan memiliki anak dengan skor tinggi. Anak yang memiliki paparan polusi udara yang rendah memiliki pola perkembangan yang cukup pesat dalam bidang kedisiplinan. Sementara, anak yang memiliki paparan polusi udara tinggi kurang menunjukkan perkembangan.Baca juga: Tips mengendarai motor saat hamil

Untuk itu, para peniliti sangat menyarankan ibu yang tedampak polusi udara untuk lebih memberikan stimulus emosional. Dampak polusi udara saat hamil terjadi hingga usia remaja. Untuk itu, Mama perlu memberikan perhatian lebih agar mereka lebih mampu mengontrol emosi serta menunjukkan perilaku yang baik.(Nken/Science Daily)