Ciri-ciri Anak Sensitif yang Tidak Mama Sadari

By Dini, Senin, 15 Februari 2016 | 05:00 WIB
Ciri-ciri Anak Sensitif yang Tidak Mama Sadari (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Setiap anak dilahirkan unik. Di antara mereka, ada anak-anak dengan kepribadian sensitif. Anak yang sensitif akan bereaksi ketika dunia seolah tidak merespons sesuai harapan-harapan mereka. Tangisan menjadi cara mereka mengekspresikan diri, karena mereka belum bisa menggambarkan perasaanya, atau mengungkapkannya melalui kata-kata.

"Itu merupakan suatu ciri kepribadian yang umum, yang menyebabkan anak jadi merasakan luka fisik dan emosional lebih dalam daripada yang lain," jelas Jeremy Schneider, ahli terapi keluarga di New York City.

Namun mudah menangis bukan satu-satunya tanda anak sensitif. Bagaimana sebenarnya ciri-ciri anak sensitif?

Kritikan, dan kekalahan, akan ditanggapi dengan kesedihan mendalam. 

* Apakah ia sangat peka dengan inderanya? Bau yang menjadi lebih harum atau pendengaran yang lebih tajam? Lebih peka terhadap rasa sakit, fisik maupun emosional?* Apakah perasaannya mudah meluap-luap? Apakah kadang-kadang ia merasa begitu excited sehingga malah menarik diri?* Apakah ia kerap melontarkan pertanyaan yang mendalam? Sering tampak berpikir sendiri, atau merefleksikan pengalamannya?* Apakah ia sangat peka dengan lingkungannya? Memerhatikan ketika ada suatu barang yang dipindahkan dari tempat biasanya, atau rambut temannya yang berubah?* Apakah ia mudah terbawa perasaan orang lain? Ia tahu ketika temannya merasa sedih dan mencoba menghiburnya? Apakah ia sering kasihan pada binatang yang terlihat lapar?Dr. Aron mengingatkan, kepribadian sensitif bukan karena kurangnya kepercayaan diri atau ketrampilan sosial sehingga bukan merupakan suatu kelemahan. Namun, menghadapi anak sensitif memang membutuh perhatian yang lebih besar sehingga mereka bisa belajar melihat sensitivitas mereka sebagai suatu kekuatan. Kemudian, mulai memberdayakan diri  dengan menggunakan sisi baik dari kepribadian mereka ini untuk meraih kesuksesan di masa depan.

(Dini/Psychology Today)