Tabloid-Nakita.com - Emosi anak di usia batita dan prasekolah mudah turun-naik seperti roller coaster. Periode ini boleh dibilang merupakan saat ketidakseimbangan, yang ditunjukkan dengan emosinya yang mudah meledak-ledak. Ini tampak terlihat jelas pada anak usia 2,5- 3,5 tahun. Anak batita menunjukkan emosinya dengan cara:
Melampiaskan amarah dengan kuat. Sebagian dari emosi yang kuat pada periode ini dapat disebabkan oleh kelelahan akibat lamanya bermain, tidak mau tidur siang, dan makan terlalu sedikit.
Menunjukkan ketakutan yang hebat. Ketakutan yang hebat dapat disebabkan oleh bunyi bising, suara binatang, ruangan gelap, “kehilangan” ibu-bapak, dan perubahan lingkungan.
Anak usia prasekolah menunjukkan emosi dengan cara yang sama dengan masa batita, yakni melampiaskan amarah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang. Yang membedakan pola emosi pada masa awal kanak-kanak dan pada masa akhir kanak-kanak adalah situasi yang membangkitkan emosi dan bentuk ungkapannya.
Situasi yang membangkitkan emosi dapat dicontohkan ketika anak sedang dihina. Batita umumnya tidak langsung terpancing emosinya ketika dihina, karena kemampuan berbahasanya belum baik, demikian pula dengan kemampuan kognitifnya. Berbeda dengan si prasekolah yang sudah memiliki kemampuan bahasa dan kognitif yang baik, maka ketika dihina dapat langsung menunjukkan reaksi dalam bentuk emosi negatif.
Mengenai bentuk ungkapannya, anak batita mengungkapkan emosi dalam bentuk marah atau uring-uringan, sedangkan di usia prasekolah anak mengungkapkan emosi dalam bentuk murung atau menggerutu.
Mengenali cara anak menunjukkan emosi akan membantu Mama mencari jalan keluarnya. (*)