Terlalu Sering Digendong Bikin Anak Terlambat Jalan

By Dini, Senin, 25 Januari 2016 | 02:30 WIB
Terlalu Sering Digendong Bikin Anak Terlambat Jalan (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Tumbuh kembang anak berlangsung dalam rentang yang cukup panjang. Karena itu Mama tak usah khawatir jika si kecil belum "sepintar" anak-anak lain. Misalnya saja dalam kemampuannya berjalan. Jika tidak ada gangguan saraf atau kelainan, seharusnya anak bisa berjalan di rentang usia 11-15 bulan. Nah, jika batita belum bisa berjalan di usia tersebut, perlu ditelusuri penyebab lainnya. Antara lain:

Kematangan psikologisKematangan psikologis ikut menentukan kecepatan anak berjalan. Jika secara psikologis ia sudah siap maka akan timbul rasa percaya diri, tidak takut mencoba berjalan, berani, punya inisiatif untuk melakukan sesuatu, sehingga ia bisa lebih cepat berjalan.

Proses kematangan psikologis bisa juga dipengaruhi oleh peristiwa yang membuatnya trauma. Umpama, saat latihan berjalan,  anak yang masih limbung terjatuh membentur lantai hingga memar. Kejadian ini bisa saja membuat anak takut untuk mencoba lagi.

Tak hanya anak, orangtua pun terkadang jadi  tidak berani mengajarkan anak berjalan lagi. Padahal, agar si kecil  bisa cepat berjalan, perlu terus distimulasi. Tak perlu takut anak akan terjatuh selama kita  selalu sigap dan mengajari anak berjalan dengan benar. Stimulasi yang tepat akan membuat anak akan mampu berjalan lebih cepat.

Pola asuh orangtuaPola asuh orangtua bisa menjadi salah satu faktor si kecil tak kunjung bisa berjalan. Gay L. Girolami, MS, PT, ahli rehab fisik dan anggota dari American Physical Therapy Association (APTA) mengatakan, faktor lingkungan memegang peranan dalam cepat tidaknya seorang anak bisa berjalan. Orangtua yang terlalu memanjakan akan membuat anak lambat bisa berjalan. Sederhananya, anak akan lebih lama mencapai kematangan fisik dan psikis jika stimulasi yang dilakukan tidak tepat.

Perilaku-perilaku orangtua, seperti anak yang selalu digendong, ke mana-mana “duduk manis” di stroller, alias jarang diberi kesempatan berjalan, tentu akan menghambat prosesnya belajar berjalan. Sebab anak yang tak punya kesempatan untuk menggunakan kaki dan tangannya dengan sendirinya akan malas belajar berjalan.

Jadi, memanjakan anak tentu boleh-boleh saja, selama tidak berlebihan. Beri kesempat­an pada anak untuk belajar mandiri dengan membiarkan melakukan berbagai hal  sendiri. Seperti merayap untuk meraih mainan kesukaannya, merangkak kala bereksplorasi, merambat di sisi meja untuk mengambil minumnya, dan lainnya.

Kesempatan dan kebebasan yang kita berikan akan membuat anak mampu meningkatkan kemampuannya sehingga ia bisa lebih cepat berjalan. Ditilik dari sisi perkembang­an, anak yang mampu berjalan pada fasenya, akan mendapatkan banyak input lewat kemampuannya itu. Dengan kata lain implikasinya sangat positif, baik dari sisi psikologis, kognisi, maupun fisiknya. Kemampuan berjalan akan mengembangkan sense of outonomy, kemandiriannya, memperkaya kognisi lewat eksplorasi, kemampuan sosialnya, dan lainnya. (*)