Pada Selasa (22/03) pukul 07.00 WIB, Mariyem, tetangga korban, mengatakan awalnya dia mendengar teriakan minta tolong.
Ternyata suara itu dari kolam di pemandian Empu Supo, Tuban.
Mariyem lantas meminta saksi lainnya, Sumari yang merupakan tukang bersih-bersih untuk mengecek.
Sesampainya di lokasi, keduanya dikejutkan dengan adanya dua orang meninggal dunia dalam posisi terlentang menghadap barat.
"Yang anak posisinya di bawah, kedua tangannya memegang tangan ibunya. Korban bernama Marsih juga diketahui masih sering menjalani ritual di situ," ujarnya.
Kapolsek Grabagan, AKP Darwanto menjelaskan kronologi bermula saat Marsih, terlebih dulu menggelar ritual tolak hujan dengan cara bakar sesajen.
Sementara, sang anak, Mariyanto menunggu di dekat gerbang.
"Ritual ibarat nyekar dulu lah, terus membakar sesajen. Disitu kan ada pemandian yang mengandung belerang" ucap Kapolsek Grabagan, AKP Darwanto.
Ketika sang ibu tak kunjung muncul, anak pun sempat mencari ke lokasi kolam ritual, namun, sang ibu rupanya sudah terkapar.
Berniat bantu, nahasnya anak korban menghirup gas belerang di kolam tersebut. Sehingga, anak korban pun ikutan tewas di samping ibunya.
"Ditunggu anaknya gak dateng-dateng. Akhirnya anak nyusul. Tahu ibunya begitu, anaknya menolong. Karena menghirup gas belerang yang menyengat akhirnya korban dua-duanya meninggal," papar Darwanto.