Kenali Kebohongan Anak Sesuai Usia

By Puri, Minggu, 1 November 2015 | 03:00 WIB
Kenali Kebohongan Anak Sesuai Usia (Puri)

Tabloid-Nakita.com - Tak hanya orang dewasa yang bisa berbohong, nyatanya anak-anak pun juga dapat melakukan hal yang sama. Bahkan, yang tak dimengerti terkadang kebohongan yang dilakukan si kecil untuk alasan yang tak bisa dimengerti.Nah, sebelum Mama dan Papa mengambil sikap yang terlalu jauh. Ada baiknya jika Anda mengenali kebohongan anak sesuai usia terlebih dahulu, berikut:1. Anak BatitaSaat si kecil berusia 2 atau 3 tahun memang sangat dini untuk berbohong. Mungkinkah mereka berbohong bila kemampuan bicaranya juga belum fasih? Akan tetapi, pakar parenting mengenali kebohongan anak di usia tersebut menyangkut hal-hal yang sangat sederhana. Misalnya, anak keberatan dan menolak saat Anda hendak memeriksa celananya karena malas melakukan aktivitas membersihkan diri atau mengganti pakaian. Di usia ini, mereka mulai berpikir untuk bersembunyi saat merusak barang atau mengompol dengan harapan orangtua tak mengetahui apalagi memarahinya.

Baca: Mam, ini Tandanya Anak Sedang Berbohong

Kadang, tingkah batita ini memang membuat Anda heran. Bisa-bisanya mereka berpikir demikian? Namun memberikan hukuman tentu tak bijak, karena pada dasarnya mereka belum mengerti benar dan salah.Strategi yang diberikan pakar psikiatri anak, Michael Brody, M.D., adalah mengurangi intensitas bertanya. "Alih-alih bertanya apakah ia yang menghabiskan kue, memecahkan vas, atau hal lainnya, pada usia ini lebih baik katakan saja bahwa kuenya habis atau vasnya pecah," ujarnya. Lalu, ajak buah hati ikut serta saat Anda mencari solusi. "Jika orangtua membuat tuduhan pada anak, apalagi dengan nada marah, anak justru akan berbohong atau memberikan pembelaan diri," tegas Brody.2. Anak BalitaSementara usia 3-5 tahun adalah fase saat imajinasi anak mulai kaya dan kesulitan memisahkannya dengan realita. Tak sedikit anak di usia balita yang merasa memiliki teman khayalan dan percaya bahwa ada sosok monster atau peri di dalam hidupnya. Maka, jangan kaget bila buah hati sering bercerita panjang lebar mengenai suatu kisah yang tak masuk akal.

Baca: Hati-hati, Kebiasaan Buruk Orangtua ini Akan Ditiru Anak

Imajinasi ini bisa jadi sebagai salah satu caranya bermain, namun bisa pula dijadikan obsesi yang sangat memengaruhinya. Apa sinyal yang menyatakan bahwa imajinasi anak sudah mulai melampaui batas? Elizabeth Berger, M.D., penulis Raising Kids with Characters , menyampaikan indikasi utamanya. "Selama ia masih terlihat senang, tidak menjadi penyendiri alias tetap berhubungan baik dengan orang-orang yang ada di lingkungannya, berarti masih aman-aman saja," terangnya.