Mengasuh Si Kembar di Usia Prasekolah

By Santi Hartono, Selasa, 31 Mei 2016 | 02:00 WIB
Mengasuh Si Kembar di Usia Prasekolah (Santi Hartono)

Tabloid-nakita.com. Ada dua jenis kembar, yakni kembar satu telur (identik) atau m onozygotic, dan kembar beda telur (fraternal) atau (izygotic) . Kembar yang terlahir fraternal, sejak awal memang secara penampakan fisik ada perbedaan, bahkan golongan darah juga berbeda.

Menurut psikolog Nadia Hapsari, M.Psi, menginjak usia prasekolah, si kembar sudah mampu berkomunikasi, sehingga lebih mudah diberi tahu, ditinggal, dan lebih terkontrol. Pada rentang ini, kesibukan sebagai ibu anak kembar tidak seheboh saat mereka masih bayi dulu. Jadwal harian si kembar memang ada, tetapi  lebih baik kita mengacu pada body clock atau jam biologis kedua anak. Terutama mengacu pada jam bangun dan tidur anak anak.

Jadwal harian tetap kurang lebih sama dengan anak lainnya. Bedanya semua kegiatan dilakukan bersama sama. Mereka dibiasakan dan terbiasa untuk melakukan semua kegiatan bersama sama. Cara ini sangat membantu Nadia dalam hal menghemat waktu dan tenaga. Ya, kuncinya memang bagaimana mengajarkan anak mandiri sedini mungkin, sehingga saat beranjak besar anak sudah dapat mengurus dirinya sendiri.

TETAP HARUS DIBEDAKAN

Di sisi lain, karena anak kembar sudah punya teman bermain sehari hari, biasanya mereka memang lebih mau berbagi. Walau demikian, wajar saat ego si anak masih dominan, karena sedang periode tumbuh kembangnya seperti itu. Nah, karena anak kembar sangat sering menghabiskan waktu bersama, tak heran mereka punya ikatan batin yang sangat kuat. Mereka lahir tumbuh kembang hingga besar bersama, pada rentang waktu yang sama pula. Maka ikatan atau bonding keduanya sangat kuat, dan lebih lengket satu sama lain.

Meski kembar, tetap kita perlu melihat anak sebagai pribadi yang utuh, sehingga mereka bukanlah satu paket. Namun, anak kembar adalah pribadi berbeda yang punya keunikan sendiri. Para peneliti memang tidak menyarankan anak kembar perlu dibuat mirip segala hal. Mereka tetap perlu dibedakan, agar membantu anak mengenali identitas dirinya, bukan sebagai si kembar saja, tetapi sebagai individu terpisah yang utuh. Ke depannya hal ini akan sangat membantu dalam pembentukan self concept si anak, sehingga anak tahu persis kelebihan dan kekurangan dirinya. Kita sebagai orang tua si kembar justru berperan besar dalam memunculkan perbedaan anak.

Ya anak kembar pasti punya banyak persamaan, tetapi kita juga perlu menghargai perbedaan mereka, mulai dari ciri fisik, karakter, hingga minatnya. Begitu pula saat menilai tumbuh kembang mereka, tak adil bila kita membandingkan keduanya sedemikian rupa. Jadi, tetap perlakukan anak seperti dua individu yang berbeda, karena memang setiap anak adalahunik.

Di sisi lain, usahakan si kembar juga berinteraksi dengan anak lain. Walau mereka juga sering bermain bersama, berinteraksi dengan teman sekolah, sepupu, atau tetangga sebaya tetap perlu. Ada banyak hal yang bisa membantu mereka mengasah keterampilan sosialnya,mulai dari berbagi, bergiliran, sampai bekerja sama. Mereka juga akan mengenal karakter yang lebih beragam, dan lebih menantang sekaligus membuat anak belajar membina hubungan pertemanan dengan orang lain.

Memang banyak aspek yang perlu ekstra perhatian saat mengasuh di kembar di usia prasekolah. Maka peran Mama Papa sama pentingnya demi membesarkan si kembar. Berbagi peran dan tugas, tetapi juga tetap membangun ikatan dengan masing-masing anak adalah hal utama. Jangan lupa, kita juga harus menghargai perbedaan yang mereka utarakan, bukan melulu melihat persamaannya. Bagaimanapun, mereka adalah individu yang berbeda. Kitalah yang membantu mereka menemukan jati dirinya, sehingga mereka nyaman dengan status kembarnya, tetapi juga mampu bertumbuh kembang dengan keunikan yang mereka miliki masing masing.

(Anindita Budi S. Foto: Istock)