Lindungi Anak Dari Kekerasan Seksual

By Santi Hartono, Kamis, 26 Mei 2016 | 03:00 WIB
Lindungi Anak Dari Kekerasan Seksual (Santi Hartono)

Tabloid-Nakita.com.- Menanggapi banyaknya kasus kekerasan seksual pada anak, kita tentu saja miris. Peraturan Pemerintah yang akan menghukum lebih keras pada pelaku, tentunya patut disyukuri. Namun yang lebih penting lagi, adalah bagaimana melindungi anak dari kekerasan seksual. Sehubungan dengan hal ini, psikolog Ratih Pramanik MPsi., membangi kiatnya, agar orangtua bisa membantu anak melindungi dirinya sendiri dari ancaman kekerasan seksual. Berikut tipnya;

Pertama, tanamkan rasa percaya diri pada anak. Rasa percaya diri yang kuat, seperti telah dipaparkan Ratih di atas, akan membantu anak membentuk kepribadian yang kokoh dan punya rasa menghargai diri sendiri. Saat anak yakin pada dirinya, ia akan tahu apa yang ia mau. Anak pun berani menolak pada hal-hal yang membuatnya tidak nyaman, termasuk pada orang lain yang memaksakan hal tesebut.

Kedua, ajari anak mana area pribadinya. Katakan bahwa area pibadi hanya boleh dipegang dan dilihat oleh dirinya sendiri. Maka dari itu, penting bagi anak agar bisa cebok dan mandi sendiri. Kalaupun masih dibantu orang lain, maka orang yang boleh melakukannya adalah mama atau papanya.

Ketiga, ajarkan anak bagaimana mengekspresikan kasih sayang. Dimulai dengan cara kita memperlakukan anak. Menyambut anak saat bangun pagi dengan senyuman dan pelukan. Nada bicara yang ramah saat bercakap dengan anak dan pasangan. Hal-hal seperti ini yang dilihat oleh anak, dan juga ia ingat dan pelajari, sehingga ia tahu bahwa ia mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orangtuanya.

Keempat, berusaha hadir untuk anak. Sekalipun kita dan pasangan bekerja, penting untuk selalu hadir bersama anak. Bangun hubungan berkualitas bersama anak, juga pasangan. Kehangatan keluarga adalah pondasi kuat dalam proses tumbuh kembang anak, termasuk bagaimana anak membangun citra dirinya sendiri. Hubungan hangat kita dan pasangan, serta bagaimana kita memperlakukan anak, menjadi contoh yang akan ditiru oleh anak. Saat anak tumbuh dalam keluarga yang hangat, anak selalu tahu ke mana ia akan pulang. Ia tahu kedua orangtuanya selalu ada untuknya.     Maka dari itu, melihat bagaimana kita dan pasangan berinteraksi, anak akan belajar bagaimana Mama dan Papa  berperan sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak melihat bagaimana Papa berlaku seperti seorang laki-laki, dan Mama berlaku seperti seorang perempuan. Anak laki-laki belajar bagaimana menghargai perempuan dengan melihat mamanya. Anak perempuan belajar bagaimana menghargai laki-laki dengan melihat papanya. 

Untuk artikel selengkapnya, baca Tabloid Nakita yang terbit hari ini, No.895/TH.XVIII/25-31 MEI 2016

(Anindita Subawa. Foto: Thinstock)