Sehatkah "Tahu Bulat Digoreng Dadakan" Buat Anak

By Ipoel , Senin, 23 Mei 2016 | 05:45 WIB
Sehatkah ()

Tabloid-Nakita.com - Tahu bulat, siapa yang tak kenal dengan camilan yang sedang naik daun ini. Hampir di area kota besar Jakarta dan sekitarnya terdapat pedagang ini. Uniknya, tahu ini tidak dijual di warung atau gerobak, melainkan mobil bak terbuka. Penjual, bahan, dan perlengkapan memasak semuanya ada di atas mobil, yang biasanya beralaskan terpal. Sebagai alat promosi, di setiap mobil dipasang speaker dengan jingle " Tahu Bulat Digoreng Dadakan"  Mobil yang menjual tahu ini biasanya berkeliling komplek atau jalan raya menggunakan mobil. Kelebihan lainnya, tahu ini digoreng secara dadakan. Jadi, saat pembeli datang, barulah tahu bulat itu dimasukkan ke dalam minyak yang panas hingga matang dan crispy (garing). Tak heran, saat dicicipi tahu bulat itu terasa renyah, gurih, dan garing. Tidak hanya dewasa, anak-anak juga banyak yang menyukaiknya, bahkan sampai ketagihan. Apalagi harganya sangat terjangkau, hanya 500 rupiah. Bandingkan dengan gorengan yang harganya mencapai 1000 rupiah per buah.   

Sehatkah tahu bulat itu? Menurut pakar kulinologi Hindah J. Muaris, sejatinya, makanan tahu itu sehat karena sarat berbahan protein, yakni kacang kedelai. Protein bermanfaat untuk membangun tulang, otot, tulang rawan, kulit, dan darah. Protein juga bermanfaat untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh. Apalagi dalam tahu bulat terdapat bahan telur sebagai bahan pengikat. Meski kadarnya sedikit, keberadaan telur membuat kadar gizi tahu bulat naik dibandingkan dengan tahu goreng biasa.

Baca juga: Suka Makan Jajanan Berwarna, Kini Rizky Harus Cuci Darah Dua Kali Seminggu

Hanya saja, hal yang perlu dikritisi adalah zat MSG yang ada pada tahu.  Meski belum dibuktikan secara klinis, penambahan MSG secara berlebihan kurang baik bagi anak. Di dunia, belum ada aturan baku tentang batas aman konsumsi MSG setiap hari, baik WHO maupun FAO. Yang sudah bisa diketahui adalah titik optimal rasa gurih yang bisa dirasakan seseorang, yaitu maksimal 5 gram/hari. Dalam peraturan Menteri Kesehatan RI , penggunaan MSG dibatasi secukupnya, tidak boleh berlebihan. Sayangnya, tidak dijelaskan secara detail berapa gram/hari yang dianjurkan (dr Widodo Judarwanto, SpA dalam klinik anak online).

Karena belum ada batasan aman, Hindah mengatakan, "Selama rasanya masih enak di lidah, gurih, berarti kadar MSG-nya masih dalam batas toleransi. Lain halnya bila rasanya sudah getir cenderung pahit, maka dapat dipastikan kadar MSG-nya sudah berlebihan." 

Baca juga: Hati-hati Minuman Dalam Kemasan ini Berbahaya Bagi Anak

Selain itu, minyak yang digunakan juga perlu dilihat, jangan sampai digunakan berkali-kali. "Maksimal penggunaan minyak goreng adalah tiga kali. Kalau sampai lebih dari tiga kali, minyak itu bisa berubah dari minyak tidak jenuh ganda menjadi minyak jenuh yang kalau dikonsumsi secara berlebihan kurang baik bagi kesehatan." Bagaimana Mama tahu minyak itu digunakan berulang kali? "Lihat saja warna minyak itu, kalau warnanya cokelat atau hitam pekat, tandanya minyak itu sudah digunakan berkali-kali."

Boleh Jajan Tahu Bulat, Asal Jangan Setiap Hari

Untuk amannya, Hindah memberikan rekomendasi, tahu bulat boleh dibeli tapi tidak setiap hari. "Ya dalam seminggu 1-2 kali enggak masalah." Sebenarnya, dibandingkan jajanan lain seperti permen, jajanan tahu bulat dinilai lebih baik bila dilihat dari kadar gizinya. "Dibandingkan jajan permen, sebenarnya anak lebih baik jajan tahu bulat karena mengandung protein. Permen nyaris miskin gizi karena banyak mengandung glukosa. Permen juga dapat membunuh nafsu makan anak serta merusak gigi."

Baca juga: Duh, Ada Ulat di Dalam Minuman Kemasan Bersegel!

Kalau mau lebih aman, orangtua bisa membuat kreasi tahu bulat sendiri. Bahan-bahannya mudah kok, cara membuatnya juga enggak rumit, banyak di internet.  Lebih enak, aman, dan sehat.

(Ipoel)