Perkembangan Sosial Anak Usia 2-3 Tahun: Mulai Egosentris dan Belajar Bersimpati

By Nita Febriani, Senin, 9 Mei 2022 | 16:00 WIB
Perkembangan sosial anak usia 2-3 tahun (Pexels)

Nakita.id - Perkembangan sosial anak usia 2-3 tahun semakin suka berinteraksi dengan lingkungannya.

Selain itu perasaannya pun mulai mengembangkan ego.

Meski masih egosentris, batita mulai bisa diajarkan berbagi dengan orang lain.

Umumnya di usia ini anak mulai menunjukkan kesadaran akan perasaannya sendiri dan perasaan orang lain.

Sehingga ini adalah waktu yang tepat untuk mengajarkan Si Kecil tentang rasa simpati dan empati.

Dengan begitu anak akan bisa menunjukkan simpati pada orang yang terlihat bersedih atau kesulitan.

Layaknya orang dewasa, anak usia 2-3 tahun juga bisa merasakan perubahan suasana hati yang cepat.

Ia juga bisa menunjukkan lebih banyak rasa takut dalam situasi tertentu, misalnya kegelapan atau kesepian.

Untuk itu Moms perlu membantu mereka merespon perasaan yang mungkin baru dirasakan.

Baca Juga: Ingin Tumbuh Kembang Anak Berjalan Optimal? Hindari Sejumlah Makanan dan Minuman Ini saat Menyusui Supaya ASI Lebih Berkualitas

Selain hal-hal di atas, Kamloops Childrens Therapy menyebutkan beberapa perkembangan sosial dan emosional yang ditunjukkan oleh anak usia 2-3 tahun sebagai berikut:

- Menjadi pemalu, dan mungkin mulai merengek

- Mungkin menjadi agresif dan mudah frustrasi

- Ingin mandiri, tapi tetap butuh rasa aman dari orang tua

- Membutuhkan rutinitas sehari-hari yang teratur dan dapat diprediksi

- Mulai bisa mempertahankan mainan yang disukainya dan marah ketika anak lain merebutnya

Bendera Merah untuk Perkembangan Sosial Anak Usia 2-3 Tahun

Jika Moms melihat beberapa hal berikut pada saat anak berusia 2-3 tahun, Moms bisa berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan lain.

1. Anak tidak tertarik bermain peran

Baca Juga: Tak Perlu Penasaran Lagi! Begini Cara Memantau Tumbuh Kembang Janin Menurut Dokter Kandungan, Cukup Lakukan Pemeriksaan USG Secara Rutin

2. Sangat sulit dipisahkan dari orangtuanya meski hanya sebentar

3. Tidak menanggapi interaksi sederhana dengan anak-anak lain

4. Menunjukkan agresi dan ekspresi yang tidak normal

5. Menunjukkan ketakutan ekstrem yang mengganggu aktivitas sehari-hari

6. Terlalu taat dan “kaku” terhadap rutinitas sehingga tidak bisa menerima perubahan kecil

Untuk memberikan stimulasi bagi anak usia 2-3 tahun Moms bisa sering-sering mengajaknya bermain rumah-rumahan, membacakan dongeng dengan berbagai macam ekspresi dan perasaan, serta mengajaknya bermain ke luar dan bertemu anak-anak seusianya.

Baca Juga: Pantas Mertua Suruh Makan Setiap Hari, Ternyata Manfaat Asam Jawa untuk Ibu Hamil Gak Main-main, Suplemen Apotek Jadi Tak Ada Gunanya Lagi