Tabloid-Nakita.com - Mengamati perkembangan anak pada rentang usia 4-5 tahun adalah sebuah tantangan. Proses tumbuh kembang mereka melesat bak roket. Decak kagum dan perasaan takjub bercampur aduk dengan keheranan melihat polah anak. Pikiran ”Anak ini belajar dari mana?“ atau ”Kok, dia bisa bilang begitu?“, muncul silih berganti. Adakah penjelasan logis tentang semua ini? Apa yang terjadi di balik pesatnya tumbuh kembang anak usia prasekolah itu? Ternyata, otak bertanggung jawab atas pesatnya tumbuh kembang itu. Namun, proses tersebut tidak terjadi serta merta, melainkan melalui tahapan yang bahkan sudah dimulai sejak anak berada dalam kandungan Mama. Otak adalah salah satu organ pertama yang berkembang sejak berbentuk embrio dan terus mengalami perkembangan sepanjang hidup manusia.Tiga hal yang memengaruhi perkembangan otakSaat anak lahir, otak baru bekerja mengatur sistem jaringan vital tubuh, seperti: pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah. Namun, dalam perkembangannya, otak menemukan caranya berdasarkan rangsangan yang diberikan oleh lingkungan. Semua pancaindra anak bergerak melaporkan pada otak tentang apa yang ia alami dan bagaimana lingkungannya. Semua pengalaman ini merangsang aktivitas neuron-neuron dalam otak.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas neuron dalam otak, terbentuklah sinaps antarneuron sehingga neuron-neuron itu terhubung dan terstruktur seperti pohon. Ketika anak menerima rangsangan, neuron itu merespons dengan membentuk jaringan dengan neuron lainnya sehingga secara bertahap cabang-cabang itu bertambah panjang. Ada tiga pengalaman yang berpengaruh pada cara otak berkembang dan kemampuan kognitif si prasekolah, yaitu hubungan (relationships), lingkungan (environment), dan nutrisi (nutrition). Hubungan dalam keluarga dan di luar keluarga, terkait dengan interaksi dan bahasa. Sebuah penelitian menunjukkan, hubungan hangat si prasekolah dengan Mama Papa berdampak besar pada anak karena memberikan pengalaman positif sekaligus contoh bagi anak. Begitu pun dengan hubungan anak di luar keluarga inti. Bagaimana ia bersosialisasi dengan orang lain (keluarga besar, tetangga, teman sebaya, dan lain-lain) menjadikan anak terbiasa bertemu dengan orang selain orangtua.
Usia 4—5 merupakan periode dimana kemampuan kognitif berkembang pesat, terutama dalam hal kemampuan melihat sebab-akibat. Kemampuan ini akan mendorong anak banyak bertanya. Maka, ketika anak terbiasa berada di lingkungan yang ”ramai”, hal ini merangsang kemampuan bahasa dan kognitifnya melesat cepat.Lingkungan. Hubungan yang sehat dalam keluarga juga terkait dengan lingkungan dalam rumah. Sehat di sini mengacu pada sehat fisik dan psikologis. Sehat fisik meliputi kebersihan, kerapian, keamanan, dan kenyamanan rumah. Rumah yang bersih tentu akan mengoptimalkan tumbuh kembang si prasekolah karena mengurangi peluang terjangkitnya penyakit tertentu. Sementara sehat psikologis meliputi hubungan erat Mama Papa dan keluarga, termasuk hubungan suani-istri.Nutrisi. Sebagai bagian dari tubuh, tentunya otak juga memerlukan makanan yang sehat untuk berkembang. Semua itu bergantung pada ketersediaan dan akses terhadap makanan sehat yang juga sesuai usia anak. Asupan makanan bergizi seimbang, bersih, dan diolah dengan benar, tentu akan berdampak baik pada otaknya.
Itulah tiga hal yang memengaruhi perkembangan otak anak. Berikan stimulasi pada tiga hal tersebut sesuai tahapan usianya ya, Mam, agar perkembangan otaknya berjalan maksimal.
Penulis: Anindita Budhi, SPsi, Psikolog Independen