Gaya Pola Asuh Anak Blogger Cindy Charlotta

By Dini, Senin, 25 April 2016 | 01:50 WIB
Gaya Pola Asuh Anak Blogger Cindy Charlotta (Dini)

sini
Yap, ini hasilnya bener banget sih saya harus akui, jadi senyam-senyum sendiri bacanya. Cuma mungkin kalau dibilang tipe orangtua yang gaul sih, nggak juga. Saya masih sering kurang up-to-date kok :p Mungkin lebih tepatnya sih saya tipe yang lebih demokratis. Nah, kenapa saya memilih untuk lebih demokratis kepada anak saya? Visi saya sendiri, saya ingin sekali Inaaya menjadi sosok yang kreatif dan mempunyai inisiatif yang tinggi, berani, bertanggung jawab, percaya diri, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar serta mampu berkomunikasi secara baik dengan orangtuanya. Saya dan suami pernah mengikuti training mengenai Parenting selama 2 hari penuh. Bayangkan 2 hari penuh dijejelin segala hal yang berhubungan dengan parenting hingga dampak masa depan si Kecil dari seluruh keputusan yang kita buat di masa sekarang. Dari situ saya mulai concern terhadap beberapa tindakan yang saya dan suami saya lakukan terhadap Inaaya. Apa saja contoh bentuk pola asuh yang saya terapkan dirumah? Saya coba jelaskan sedikit ya di sini.
1) Peraturan Santai Saya mengakui peraturan yang saya terapkan untuk Inaaya jauh lebih santai ketimbang mereka yang menerapkan pola asuh 'otoriter'. Back to the story mengenai training parenting tentang pola asuh orangtua dan sempat merubah sedikit pandangan saya soal aturan-aturan yang seharusnya tidak perlu terlalu ketat di usia anak 0-7 tahun karena mereka sedang tumbuh dan bereksplorasi sebagaimana mestinya seorang anak. Peraturan-peraturan dan disiplin yang saya berikan biasanya memperhatikan dan mempertimbangkan keadaan, perasaan dan pendapat Inaaya dan kadang suami selalu mengingatkan saya untuk memberikan alasan-alasan yang dapat dipahami, diterima dan dimengerti oleh Inaaya.
Contoh sederhana; Ketika Inaaya memanjat tangga, sofa, atau objek lainnya yang berbahaya, saya dan suami biasanya langsung mendekat (tanpa nada panik ataupun teriakan meskipun jantung saya mau copot) dan langsung menuntun Inaaya yang sedang memanjat. Yap, saya dan suami biasa membiarkan saja dia memanjat hanya saja diawasi benar-benar dekat sampai dia merasa puas lalu setelah itu baru kita menjelaskan sedikit bahwa itu berbahaya. Dengan penjelasan simpel seperti tadi, entah kenapa anak saya berhenti untuk manjat-manjat, dan ketika dia ingin memanjat lagi dia juga tidak berniat untuk melakukan itu secara sembunyi-sembunyi which is a good sign for me.
2) Penjelasan/Diskusi Saya dan suami kerap kali berdiskusi dalam berkomunikasi dengan anak. Misalkan saat Inaaya sedang tidak mau makan, instead of changing the menu, i usually ask her first, "Kakak mau makan apa?". Nah, di sini hobi anak saya adalah menjawab, "Nasi pakai Kecap aja" atau "Nasinya aja". Di sini saya selalu menuruti keinginan inaaya, begitu masuk sendok ke 2/3 biasanya saya mulai memberikan penjelasan mengenai rasa yang hambar, gizi tidak ada, dan keinginan Inaaya untuk tumbuh setinggi papa. Dari situ biasanya pelan-pelan dia mulai minta ayam dan sayurnya dimasukkan ke dalam nasi. Simple, right? Ini memang perlu kecerdikan orangtua sih karena situasi seperti ini memang sulit dihadapin saya akui, haha. I feel you, Moms/Dads. Case lainnya adalah ketika anak berbuat salah, saya dan suami biasa tidak langsung menghukum. Untuk fase 0-7 tahun yang saya jelaskan tadi malah saya tidak akan memberikan hukuman sama sekali, Misalkan Inaaya sudah diminta untuk tidak membawa air tapi tetap membawa air, lalu tiba-tiba airnya tumpah dan kamarnya banjir. Di sini sebagai ibu yang tidak punya PRT seperti saya itu pasti rasanya.... @#$%!.... tidak karuan. Kesel, marah, emosi jiwa, lelah..... lalu tarik nafas.... (Di sini susahnya nih untuk tarik nafas dan sabar. Dilatih aja ibu-ibu, kalau kebablasan meluap emosinya ya it's okay, kalau sering dilakuin inshaallah hilang bablas emosinya). Setelah tarik nafas, saya tanya Inaaya kenapa air dibawa-bawa ke kamar. Nah tanpa nada marah atau menghakimi, Inaaya lebih rileks menjawab pertanyaan saya. "Mama, ada cat di lantai mau aku bersihin ga mau hilang....." See? Anak dilahirkan bukan untuk merusak, mereka pasti ingin melakukan sesuatu yang baik kalau kata pelatih training parenting saya waktu itu. 3) Terbuka Sikap terbuka yang saya terapkan di sini lebih ke bagaimana saya memberitahu Inaaya mengenai hal-hal yang saya dan suami saya lakukan. Seperti kemana saya/suami akan pergi, siapa yang menjemput saya, saya akan melakukan aktivitas apa di sana, dsb. Mungkin ketika usia anak sudah lebih besar, terbuka bisa juga dengan mengajak anak bermusyawarah bersama. Ketika Inaaya bertanya, "Mama kemarin kemana waktu aku pergi sama Enin?" instead of saying, "Mama di rumah aja tungguin Inaaya", saya biasa akan lebih detail memberikan penjelasan seperti, "Mama di rumah aja. Tadi pagi sempat baca buku, sehabis itu mama pergi ke supermarket beli ......
4) Mandiri/Tidak Bergantung pada Orangtua Bagi yang mengenal saya secara dekat, pasti tahu sekali mengenai point yang satu ini. Saya sering sekali mendapatkan komentar (terlebih dari yang lebih tua) seperti, "Kasian itu anaknya tidak dibantu", "Eh eh bisa ga tuh anaknya sendiri?" Kenapa?
Karena saya membiarkan Inaaya memakai sepatu sendiri, meskipun LAMA. Saya membiarkan Inaaya makan sendiri, meskipun rumah saya BERANTAKAN. Saya membiarkan Inaaya mengambil semua barang yang dibutuhkan selagi masih dalam jangkauannya, tinggi maupun pendek atau berat maupun ringan, karena saya yakin dia BISA. Saya membiarkan Inaaya mengelap tubuh sendiri sehabis mandi. Saya membiarkan Inaaya memakai baju sendiri bahkan memasang kancing sendiri. Ketika anak saya menanyakan instruksi, saya memberi contoh. Ketika anak saya meminta pertolongan, baru saya ikut membantu.
Tujuan dari perlakuan saya itu adalah guna melatih Inaaya untuk mandiri. So far, progress yang terjadi di lingkungan sekitar memang sangat luar biasa. Misalkan ketika saya harus menghadiri beberapa event yang tidak menganjurkan untuk dihadiri oleh anak kecil dan saya harus menitipkan Inaaya pada Papa/Enin nya, di sini saya bisa melihat usaha saya untuk membiarkan Inaaya bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri sangat besar.
Inaaya mampu membantu Papa/Enin nya menyiapkan hal-hal yang hanya dia dan ibunya yang tahu, seperti letak baju tidur, atau apa yang harus dilakukan sebelum bobo, bahkan jenis-jenis peralatan mandinya sampai ke kegiatan apa yang harus dia lakukan di rumah saat Mama pergi.
Sampai saat ini, saya berpegangan terhadap 2 hal yang membuat saya cukup percaya diri kalau saya pasti bisa untuk menerapkan pola asuh ini sampai Inaaya besar nanti. Pertama, selalu ingat untuk meminta pertolongan Allah agar dlancarkan semua yang sedang kita usahakan. Kedua, bantuan dari pasangan. Alhamdulilah suami sangat membantu saya dalam menerapkan pola asuh ini. Sebagai pasangan, kalian juga harus kompak dalam hal penerapan pola asuh supaya tidak membingungkan si Kecil nantinya. Kadangkala pernah juga beberapa kali kalau saya keluar dari jalur pola asuh ini, seperti mulai sedikit otoriter, dimana ini biasa terjadi 3-4 hari saat saya sedang PMS, biasa suami selalu berhasil mengingatkan sehingga saya bisa lebih terkontrol dan mengingat kembali visi saya dalam mendidik Inaaya. Seru ya kalau membahas soal parenting, memang tidak ada habisnya :') Mungkin moms/dads bisa coba ikutan kuis Nakita tadi buat mencari tau seperti apa gaya pola asuh yang selama ini diterapkan buat seseruan bareng dan boleh loh kalau mau share/comment di bawah ini.
Semoga tulisan saya hari ini dapat membantu para orangtua diluar sana untuk menggali lebih dalam lagi mengenai pola asuh untuk si Kecil ya.Tulisan ini juga bisa dibaca di www.LifeatArcilland.com: Gaya Pola Asuh AnakPenulis: Cindy Charlotta, parenting blogger kelahiran Jakarta berusia 20-an. Ibu rumah tangga penuh waktu yang sangat cinta keluarga. Bersama sang suami yang bekerja di dunia Marketing, Cindy membesarkan putri semata wayangnya, Inaaya Arcillia. Inaaya lahir pada 4 Desember 2012 dengan tinggi/berat 48 cm/3,4 kg. Cindy juga sangat menggemari fashion, memotret dan mendandani putri dan suaminya, serta membaca ThoughtCatalog.com. Kunjungi Cindy dan Innaya di akun Instagramnya, @inaayaarcilla.FOTO-FOTO: LIFEATARCILLAND.COM