Usia 2 Tahun, Anak Boleh Sekolah?

By Ipoel , Kamis, 20 Maret 2014 | 23:00 WIB
Usia 2 Tahun, Anak Boleh Sekolah? (Ipoel )

TANYA:Ibu Mayke yang baik, saya punya seorang anak bernama Putri (2). Karena harus bekerja, saya dan suami harus pergi pagi (pada saat Putri baru bangun) dan pulang saat ia sudah bersiap tidur. Sehari-hari ia tinggal berdua dengan pengasuhnya.Putri anak yang riang dan aktif, tidak ada capeknya. Tapi terkadang moody, terutama bila saya dan ayahnya ada di rumah. Mungkin ini cara dia untuk menarik perhatian kami ya, Bu? Pertumbuhan fisiknya lumayan bagus.Dia senang berceloteh dan bertanya. Dari celoteh dan tanyanya, saya menyadari kalau Putri mengalami speech delay. Pada usianya yang hampir 2 tahun, Putri baru bisa mengucapkan kata “papa”, “abi”, “apa’’, dan “ni apa” dengan jelas. Selain kata-kata itu, dia berceloteh dengan bahasa “planet”-nya yang hanya bisa dimengerti oleh saya, ayahnya, dan pengasuhnya. Mungkin ini kekurangan saya sebagai ibu bekerja, Bu. Saya tidak cukup memberikan stimulasi pada Putri sehingga dia mengalami speech delay. Karena masalah itu saya berencana menyekolahkan Putri di play group pada tahun ajaran baru ini. Putri akan berumur 2 tahun 5 bulan pada saat dia mulai sekolah nanti. Harapan saya, dengan bersekolah, Putri akan mendapatkan stimulasi dan exposure yang dia butuhkan untuk mengatasi masalah speech delay-nya. Tapi ada yang mengatakan, Putri masih terlalu dini untuk disekolahkan. Saya bingung Bu, apakah memang benar usia dini bersekolah akan membuat anak jenuh nantinya? Sekolah yang saya pilihkan untuk Putri adalah sejenis sekolah alam yang memberikan interaksi luas bagi murid pada alam dan lingkungan, bukan hanya proses belajar mengajar di dalam kelas. Sekolahnya pun cuma 3 kali seminggu selama 2 jam. Apakah menyekolahkan Putri adalah pilihan yang tepat, Bu? Apakah benar tentang kejenuhan itu? Terima kasih atas jawaban Ibu Mayke.Bunda Putri - via e-mailJAWAB:Salam kenal diterima, Bunda Putri. Pada tulisan terdahulu, saya pernah mengulas sebaiknya anak masuk kelompok bermain ketika usianya 3 tahun dan termuda usia 2;6 tahun, dengan pertimbangan agar mereka bisa lebih banyak bercengkerama dengan anggota keluarga. Akan tetapi dalam kondisi khusus, seperti yang dialami Putri, mengikutsertakan dia pada kelompok bermain yang memperkenalkan anak pada alam dan lingkungannya, merupakan suatu jalan keluar. Daripada di rumah Putri hanya berdua saja dengan pengasuhnya, lebih baik dia berinteraksi dengan teman sebaya serta para caregiver di kelompok bermain. Diharapkan dengan cepat dia bisa mempelajari kata-kata baru, mengingat pada usia ini anak-anak cepat sekali meniru. Apabila di rumah, tidak diketahui apakah pengasuh hobi mengajak anak berbicara atau ia asyik dengan pekerjaannya sehingga Putri lebih banyak berada sendirian menonton teve/film. Apakah Putri mengalami keterlambatan perkembangan bicara? Belum bisa dipastikan, sekalipun saat ini dia baru bisa mengucapkan kurang dari 10 kata. Kadang kala ada anak yang setelah usia 2 tahun tiba-tiba kata dan kalimatnya bermunculan bak mitralyur. Kekhawatiran bahwa Putri akan mengalami kejenuhan ketika di SD dan seterusnya, sangat bergantung pada kegiatan yang dia peroleh di kelompok bermain. Anda menyebutkan bahwa sekolah yang akan diikuti oleh Putri mengandalkan pada eksplorasi di alam, seharusnya tidak membuat anak bosan, asalkan para caregiver-nya bisa mengajak anak-anak ini menikmati segala sesuatu yang mereka jelajahi, sambil mendengarkan kata-kata baru, belajar bersabar menunggu giliran, mendapat pengalaman berada bersama-sama dengan teman sebaya, belajar mengatur diri (mau pipis harus bilang), ketika di- ajak bicara perlu memerhatikan lawan bicaranya, belajar disiplin, dan lain-lain. Saya sangat mendukung bila Putri diikutsertakan pada program KB di usia 2;5 tahun, sambil tetap memerhatikan perkembangannya, baik dalam kemampuan bahasa, sosial, kemandirian, keterampilan motorik kasar maupun halus. Saya berharap penjelasan ini bisa membantu Bunda Putri dalam mengambil keputusan mengenai Putri yang akan memasuki KB. Salam sukses.